Dampak Elpiji Langka
Stok Elpiji 3 Kg Langka, Produksi Pelaku Usaha Mikro di Kota Blitar Ikut Terganggu
Kelangkaan elpiji ukuran tabung 3 Kg selama sepekan terakhir berdampak pada produksi makanan UMKM di Kota Blitar
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BLITAR - Kelangkaan stok elpiji 3 kilogram sangat berdampak bagi para pelaku usaha mikro di Kota Blitar. Produksi pelaku usaha mikro terganggu karena stok elpiji kosong.
Seperti dialami, Susilorini (54), produsen kue kering di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar ini.
Selama sepekan ini, produksi kue kering milik Rini, panggilan akrab Susilorini tidak bisa lancar setiap hari karena stok elpiji 3 kilogram langka.
"Dampaknya produksi terganggu. Produksi tidak bisa tiap hari karena tidak dapat elpiji 3 kilogram," kata Rini, Jumat (28/7/2023).
Rini membutuhkan sekitar empat elpiji 3 kilogram per hari untuk produksi kue kering. Elpiji itu untuk mesin oven dan kompor.
Dalam seminggu ini, ia kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram. Stok elpiji di tempat langganannya kosong.
Ia harus keliling mencari elpiji 3 kilogram ke sejumlah toko lain.
"Kadang hanya dapat dua tabung, kadang tidak dapat. Seperti hari ini belum dapat elpiji 3 kilogram," ujarnya.
Baca juga: Pertamina Banyuwangi Tambah Pasokan Elpiji Melon hingga 100 Persen selama Sepekan
Karena belum dapat elpiji 3 kilogram, hari ini Rini tidak bisa memproduksi kue kering. Ia hanya membuat adonan roti kering dan mencetaknya.
"Hari ini belum bisa produksi, karena elpiji untuk mesin oven masih kosong. Sementara hanya buat adonan saja. Nanti kalau sudah dapat elpiji baru produksi," katanya.
Rini tidak beralih ke elpiji 12 kilogram untuk produksi kue kering karena harganya mahal. Jika beralih ke elpiji 12 kilogram, biaya produksi pasti membengkak.
"Karena kondisi pelaku usaha mikro saat ini seperti kembali merangkak. Setelah beberapa tahun terdampak pandemi, saat ini pelaku usaha mikro berusaha bangkit. Sekarang, giliran elpiji langka," ujarnya.
Ia berharap stok elpiji 3 kilogram kembali normal agar produksi para pelaku usaha mikro bisa lancar.
"Kalau produksi tidak lancar, saya juga kasihan kepada pekerja. Mereka tidak dapat penghasilan. Di tempat saya ada empat sampai lima pekerja," katanya.
Hal sama diungkapkan Asna Rosida (49), produsen jajanan enting-enting di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.