Sabuk Gunung di Jember Jebol
Sabuk Gunung Sepanjang 7 Kilometer Sudah Jebol, Sawah Petani di Jember Selatan Langganan Banjir
Sabuk Gunung di Jember jebol, sering dikeluhkan oleh patani Jember Selatalan, karena membuat sawah mereka langganan banjir.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Sabuk Gunung di Jember jebol, sering dikeluhkan oleh patani Jember Selatalan, karena membuat sawah mereka langganan banjir saat musim hujan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember, Imam Sudarmaji, mengungkapkan sepanjang 7 kilometer sabuk gunung atau tempat pembuangan air gunung jebol, bahkan mengalami pendangkalan.
"Saat hujan deras air dari gunung itu mengalirnya di sawah-sawah. Akhirnya daerah Ambulu dan Wuluhan selalu jadi langganan banjir," ujarnya, Selasa (29/8/2023).
Sabuk gunung tersebut sebenarnya untuk mengatur saluran irigasi air saat musim hujan. Kata dia, jika sudah terjadi pendangkalan lahan pertanian di kawasan Jember selatan kebanjiran.
Baca juga: Jadwal FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Turkmenistan, Shin Tae-yong Baru Panggil 14 Pemain
"Kalau sabuk gunung sudah mulai datar tanahnya, air dari gunung itu langsung mengalir di lahan pertanian karena tidak ada lokasi pembuangan," kata Imam.
Seperti ribuan hektare tanaman tembakau di Kecamatan Wuluhan dan Ambulu mati karena kebanjiran saat hujan deras.
"Bisa dilihat, begitu airnya meluap. Kami semua bingung mau buang airnya ke mana. Karena sudah sampai di bawah, mau dibuang di sabuk gunung, sabuk gunungnya sudah tidak bisa," imbuhnya.
Kalau kondisi sabuk gunung dari di Desa Kesilir hingga Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan tidak segera dinormalisasi, lahan petani di daerah tersebut selalu kebanjiran.
"Kalau sudah musim hujan, akan mengalami banjir yang berdampak di daerah pertanian," katanya.
Baca juga: Perangkat Desa di Trenggalek Hamil di Luar Nikah, Warga Geruduk Balai Desa
Sekretaris Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, David Handoko Seto, mengatakan parahnya kerusakan sabuk gunung di daerah tersebut seringkali petani selalu menyalahkan pemerintah daerah.
"Akhirnya mereka salah persepsi. Katanya Pemkab tidak turun tangan, padahal Pemkab tidak punya kewenangan sebab normalisasi itu adalah kewenangan pemerintah pusat," imbuhnya.
David mengungkapkan Pemkab Jember sudah berkirim surat kepada Pemerintah Pusat, supaya revitalisasi sabuk gunung di Jember dapat segera dianggarkan.
"Kalau pemerintah pusat benar-benar turun untuk menganggarkan ini, bisa menjawab curhatan petani petani yang selalu mengeluh soal kebanjiran," katanya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.