PMI Asal Jember Tak Digaji di Rusia

Pekerja Migran Asal Jember Kerja di Rusia Tidak Digaji Hingga Dikunci di Apartemen

Seorang PMI asal Jember mengaku dikunci di sebuah apartemen di Rusia, dan satu tahun bekerja tidak digaji, minta dipulangkan

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Tangkapan Layar
Pekerja migran Indonesia asal Jember yang bekerja di Rusia namun tidak digaji, dan dikurung di apartemen 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Beredar video berisi pengakuan pekerja imigran Indonesia  asal Kabupaten Jember bernama Rahmad Kurniawan Abadi, yang bekerja di Rusia.

Pria asal Kecamatan Wuluhan, Jember ini membagikan kondisinya sekarang, melalui TikTok.

Dalam pengakuannya, dia menuturkan sudah setahun bekerja di Rusia, namun tidak digaji. Dan saat ini, dia dikunci di dalam ruangan oleh agen penyalur kerja.

Melalui video berdurasi satu menit, Rahmad mengaku berangkat ke Rusia melalui sindikat pekerja migran ilegal dari Kabupaten Banyuwangi.

"Saya sekarang ada di Rusia, saya berangkat ke sini, diberangkatkan oleh saudari asal Genteng, Banyuwangi. Selama satu tahun di sini, saya tidak pernah mendapatkan gaji," ujarnya dalam video tersebut.

Selama di Rusia tersebut, Rahmat mengaku berada di dalam gedung apartemen dan tidak bisa keluar, karena pintunya dikunci dari luar.

"Karena dikunci dari luar. Untuk logistik semua disediakan di dalam ruangan. Saya meminta kepada pihak-pihak terkait, khususnya Pemerintah Indonesia untuk bisa memulangkan saya dari sini," tuturnya.

Menanggapi hal ini, Sub Koordinator Pekerja Migran Indonesia (PMI Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember, Ridha Herawati mengungkapkan, istri dari pekerja migran tersebut talah melapor peristiwa itu.

Baca juga: Petugas Masih Cari Nelayan Korban Kapal Terbalik di Pantai Gayasan Blitar

"Minta penelusuran keberadaannya di Rusia. Itu berangkatnya sudah satu tahun lebih, kisaran akhir tahun 2021," ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (7/9/2023).

Menurutnya, Rahmat memang berangkat menjadi pekerja migrandi luar negeri, namun datanya tidak terdaftar di Disnaker Jember.

"Sehingga dipastikan ilegal. Saat hendak berangkat, sang istri tahu kalau suaminya mau ke Rusia dan yang memberangkatkan juga tahu kalau orang Banyuwangi," kata Ridha.

Berdasarkan keterangan istri Rahmat, kata Ridha, sebenarnya Rahmat  berangkat ke Rusia tidak menggunakan visa kerja.

"Jadi istrinya sejak awal sudah was-was kalau itu ilegal. Tetapi tidak bisa mencegah suaminya. Namanya calo, biasanya janjinya akan dijadikan pekerja migran resmi kalau sudah di sana, kan gitu" katanya.

Ridha mengatakan bahwa, Rahmat sempat melaporkan kasus tersebut kepada Kepolisian Rusia, bahkan sempat ditampung oleh petugas setempat. Tetapi oleh majikannya, dia diambil lagi.

"Diambil lagi oleh majikannya, lalu dikembalikan ke agennya, terus dijual lagi ke orang lagi. Nah sekarang, infonya dia ditampung lagi oleh agen, tapi belum dikasih pekerjaan dan tidak boleh keluar," ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved