TikTok Shop Dihapus
M.E Social Media Management Dukung UMKM dan Brand Lokal, Beri Solusi Usai TikTok Shop Dihapus
Praktisi media sosial management dan marketing service mengatakan, dihapusnya ‘keranjang kuning’ di TikTok Shop membuatnya mencari solusi baru
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Praktisi media sosial management dan marketing service Merlianny Effendi mengatakan, dihapusnya ‘keranjang kuning’ di TikTok Shop membuatnya mencari solusi alternatif baru untuk para seller.
Founder M.E. Social Media Management & Marketing Service ini menyebut telah mendapatkan pemberitahuan dari TikTok Indonesia, sebelum tanggal resmi peniadaan ‘keranjang kuning’.
Merlianny memastikan bahwa kliennya atau penjual (seller) tetap bisa mendapatkan keuntungan penjualan. Adaptasi para seller akan kebijakan baru ini juga terus dilakukan.
“Sebagai TikTok Shop Partner, untungnya (kebijakan) ini ada notifikasinya. Jadi kami punya waktu 10 hari untuk segera menyusun rencana A, B dan C jadi saat terjadi kami tahu rencana mana yang dilakukan,” ungkap Merlianny di Kollabora Kupang Indah Surabaya, Kamis (5/10/2023).
Jualan melalui TikTok masih bisa dilakukan oleh para seller seperti biasanya. Membuat konten dan live streaming juga masih bisa dilakukan di aplikasi tersebut.
Hal ini karena dua aktivitas tersebut adalah bagian dari TikTok sebagai media sosial.
Salah satu penyesuaian utama adalah dengan sistem baru, termasuk pengalihan transaksi. Hal yang membedakan adalah saat penjualan berlangsung, check out pembelian bisa dilakukan melalui cara lain atau membuat landing page di e-commers
“Dampaknya pasti syok berat tapi untungnya ada waktu sehingga sudah bisa tahu mau ngapain dan klien juga sudah tau mau apa. Secara bisnis, syukurnya kami punya banyak service sehingga tidak berdampak signifikan karena bisa dioper ke layanan lain tapi secara bisnis klien pasti efeknya ada apalagi yang omsetnya tiga digit ke atas (di platform TikTok) otomatis mendadak angkanya tidak ada,” ungkapnya.
Baca juga: Datangkan Omzet Terbesar, Shopee Jadi E-Commerce Paling Sering digunakan oleh Brand Lokal & UMKM
Perempuan yang aktif di bidang Industri Kreatif Surabaya ini menyebut, secara lini bisnis, TikTok Shop sebagai social commerce yang datang baru-baru ini tidak memberikan dampak signifikan kepada para klien yang menggunakan aplikasi tersebut setelah mendirikan penjualan di e-commers lain.
“Sebagian klien mindsetnya TikTok itu nambah market baru, jadi ketika keranjang kuning tidak aktif fasilitas yang kami berikan bisa dikonversikan ke servis layanan lainnya. Istilahnya, kami tidak langsung goyang,” ungkapnya.
Meski demikian, hal lain juga dirasakan Merlianny saat berhadapan dengan klien atau para seller yang baru menjajal TikTok Shop. Jelas saja, peraturan baru dari social commerce ini disebut sangat berdampak.
“Ada klien-klien yang brand baru dan tidak investasi di platform lain, bahkan ada yang dua bulan tiga bulan gabung TikTok tentu berdampak. Kami sudah tawarkan alternatif, tetapi masih menunggu owner bisnisnya lebih siap yang mana,” ungkapnya.
Kedepan, Merlianny masih menunggu keputusan pemerintah tentang kebijakan lanjutan penjualan pada platform tersebut. Dirinya tetap optimis para seller dapat beradaptasi dan menemukan solusi penjualan.
“Digital tidak akan pernah mati, tapi bentuk platform bisa berubah terus tapi saya yakini ilmu marketing sejak jaman dulu pasti akan tetap terpakai di platform manapun. Apapun itu keputusannya, kami selaku agensi partner siap kedepannya,” ungkapnya.
Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming Drakor 7 Escape of the Seven, Drama Angkat Kisah 7 Orang
Di sisi lain, Merlianny menyebut UMKM dan brand lokal mengalami pertumbuhan pesat dalam satu dekade terakhir.
Hal ini tidak hanya berpacu pada inovasi dari produk dan layanan yang merepresentasikan kebutuhan pasar yang dinamis, namun juga perkembangan digitalisasi yang memungkinkan para pelaku bisnis lokal memasarkan produk melalui media sosial dan marketplace.
“Hampir semua layer bisnis sudah gabung, dari UMKM, bisnis menengah untuk berkembang, korporasi, sampai perusahaan multinasional ada. UMKM ada 40 persen yang bergabung dengan kami,” ungkapnya.
Meski demikian, Merlianny menyebut masih banyak UMKM yang belum menggunakan jasa digital marketing. Padahal, digital marketing efektif dalam mendongkrak penjualan.
Hal ini dikarenakan digital marketing memiliki jangkauan yang luas dan dapat membangun merek dengan baik.
“Kami ingin menjangkau banyak lagi UMKM di luar sana,” ungkapnya.
Dia menyebut salah satu pertumbuhan UMKM di Surabaya adalah kawasan wisata Pasar Tunjungan.
Munculnya produk-produk lokal yang menjajaki bisnis di Pasar Tunjungan menambah perkembangan deretan UMKM di Surabaya.
Deretan UMKM tersebut dinilainya hampir sebagian besar adalah pebisnis pemula dengan kreatifitas luar biasa. Meskipun dari sebagian besar belum banyak menggunakan jasa ahli digital marketing di Surabaya.
“Pertumbuhannya sangat baik, juga kualitas produk, penampilan, packaging, skill juga mumpuni tapi memang bisnis owner UMKM terkadang masih bingung dan pengalamannya masih bertumbuh untuk mengembangkan produknya,” ujarnya.
Merlianny ingin mengambil peran dalam membangun UMKM dan pebisnis menengah untuk berkembang di Surabaya supaya semakin melek digitalisasi melalui pemasaran media sosial maupun marketplace.
Tentu hal ini berlaku dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri, retail, food and beverage, beauty maupun jasa.
Dunia digital disebutnya menyediakan arena bagi UMKM dan pebisnis lokal untuk mengoptimalisasi potensi produk.
“UMKM Surabaya itu tidak kalah dengan ibu kota. Bahkan ada banyak yang bertumbuh hanya saja mungkin UMKM ini belum banyak melakukan promosi, karena mungkin mereka masih ngetes produk. Mungkin komunitas sudah ada, tapi diseriusin publikasi dan bisa akses ke bisnis owner lainnya belum banyak karena terkadang UMKM owner bingung next stepnya kemana,” ungkapnya
Digitalisasi bukanlah hal tersier dalam bisnis, ini adalah hal wajib yang perlu diberikan perhatian khusus agar bisnis tetap dinamis dan mengikuti perkembangan pasar dengan memanfaatkan dunia digital.
Bahkan, tidak jarang UMKM dan brand lokal yang merintis dan menggunakan dunia digital dalam promosi penjualan bisnisnya. Hal tersebut bukan proses yang instan dan mudah karena butuh perencanaan, strategi, pengetahuan tengtang digital tools dan pengalaman..
Bicara tentang produk digitaI yang dapat dimanfaatkan, tak hanya terbatas dengan media sosial dan marketplace saja, terdapat platform, teknik, dan tools yang didalamnya perlu dieksplorasi untuk hasil yang maksimal. Misalnya, iklan media sosial, endorsment, online campaign dan masih banyak lagi.
“Sementara ini klien kami lebih banyak di Surabaya dan Jakarta. Kami punya prinsip semua klien yang ingin kerjasama kita screening bisnisnya sudah di skala seperti apa karena kebanyakan bisnis UMKM itu masalah terbesarnya adalah pembeda bisnis mereka. Bukan masalah harga yang menjadi tantangan tapi apakah sudah siap untuk dikembangkan,” ujarnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Nurika Annisa/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.