Pengendalian Inflasi Jember
Lewat Si Rambo, Upaya Pemkab Jember Kendalikan Inflasi dan Jaga Daya Beli Masyarat
Si Rambo, merupakan program andalan Pemkab Jember untuk mengendalikan inflasi, memantau kondisi harga bahan penting, serta menjaga daya beli warga
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
Pada minggu pertengahan Oktober 2023 , Tri mengungkapkan beberapa bahan pokok yang terdeteksi naik harganya di antaranya beras, cabai, cabai rawit dan bawang merah.
"Itu adalah barang-barang yang sering bergejolak, karena kadang muncul dalam setiap minggu. Tetapi pada minggu berikutnya, hilang lagi," jlentrehnya.
Sementara pertumbuhan ekonomi Jember berdasarkan data BPS Tahun 2022 berada di angka 4,53 persen. Namun, kata Tri, angka inflasinya saat itu lebih tinggi dan mencapai 7,39 persen.
"Harapannya di Tahun 2023, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari inflasi. Tetapi kalau inflasinya melebihi pertumbuhan ekonomi, maka masyarakat tidak akan bisa merasakan kalau ekonomi tumbuh. Tapi ini kelihatan lah, pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dari angka inflasi," katanya.
Adapun penduduk miskin di Jember berdasarkan data BPS Tahun 2022, berada di angka 9,39 persen dan berada di urutan 18 di Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: Hendak Tolong Korban Kecelakaan, Dodhy Kangen Band Justru Dibentak Pria Tak Dikenal, Videonya Viral
Menanggapi hal itu, Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Andy Wahyu Riyadno menyarankan, supaya konsisten menjaga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kata dia, Pemkab Jember harus bisa mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pengendalian inflasi melalui intervensi pasar.
"Guna mengurangi gejolak harga komoditas pangan terutama beras, dan penguatan cadangan pangan daerah, termasuk pengaturan penyalurannya," katanya dalam paparan di webinar pengendalian inflasi yang diikuti ASN Pemkab Jember, Rabu (18/10/2023).
Kemudian, kata Wahyu, memperkuat sarana dan prasarana pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas petani. Karena mereka adalah penopang pangan utama di daerah.
"Serta yang paling penting adalah mengintegrasikan data stok dan neraca pangan daerah untuk penyusunan kebijakan pengendalian inflasi terutama untuk memperkuat kerja sama antardaerah," tuturnya.
Lalu memperkuat infrastruktur dan rantai pasok, katanya, supaya bisa memperlancar distribusi barang dan jasa.
"Serta memperkuat komunikasi dan sinergi koordinasi kebijakan pengendalian inflasi untuk menjaga ekspektasi inflasi," ulasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.