UMK Pasuruan
Apindo Pasuruan Minta UMK Jangan Naik Berlebihan, Khawatir Banyak Perusahaan Angkat Kaki
Dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, Apindo sepakat kenaikan UMK hanya dikisaran 0,53 persen tidak sampai 1 persen.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Pasuruan berharap pemerintah lebih bijak menaikkan UMK.
Ketua DPK Apindo Kabupaten Pasuruan, Nurul Huda mengatakan, penentuan kenaikan UMK Pasuruan itu harus berdasarkan dengan pertumbuhan ekonomi.
“Penentuan kenaikan UMK harus berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang sekarang tumbuh 5,3 persen sesuai dengan aturan yang baru,” katanya.
Dia menguraikan, pihaknya sudah koordinasi dengan anggota dan semuanya bersepakat bahwa kondisi ekonomi perusahaan itu lagi sulit.
“Semua usaha terdampak, seperti usaha alas kaki, tekstil hingga garmen, semuanya mengaku sulit dan belum stabil dengan dampak situasi global,” paparnya.
Oleh karenanya, dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, Apindo sepakat kenaikan UMK hanya dikisaran 0,53 persen tidak sampai 1 persen.
Baca juga: Kuras Tangki Bensin Motor, 5 Rumah di Probolinggo Terbakar
“Kalau dihitung ya tidak lebih dari Rp 50 ribu kenaikannya. Insyallah dengan angka itu, pengusaha masih bisa ngangkat,” tambahnya.
Nurul Huda khawatir, jika angka kenaikannya dipaksakan, maka itu hanya sekadar angka. Jika mau fair, tidak banyak perusahaan yang mampu bayar UMK.
“Tidak mampu, makanya beberapa kali saya sampaikan ke pemerintah, kalau melihat perusahaan jangan yang besar. Pikirkan juga perusahaan yang menengah,” urainya.
Artinya, kata dia, pengusaha itu bukan tidak mau menaikkan, tapi yang realistis. Keberadaan perusahaan itu juga mengurangi pengangguran.
Baca juga: Horor, Beli Rumah Baru Warga Blitar Temukan Kerangka Manusia Terkubur di Kamar
“Daya saing Pasuruan sebagai kawasan industri akan berkurang, sebab di daerah Jombang, Madiun, Blitar itu lebih murah UMKnya,” paparnya.
Jika dibiarkan UMK meroket tidak terkendali, bisa - bisa pengusaha banyak yang lari dari Kabupaten Pasuruan. Karena dianggap tidak strategis dan merugikan.
“Sudah banyak contoh perusahaan yang gulung tikar dan memilih hengkang dari Pasuruan. Itu banyak kasusnya,” tambah dia.
Belum lagi, kata dia, perusahaan yang sedang siap-siap untuk hengkang. Dari data yang dimilikinya, 5-10 perusahaan sudah siap-siap kabur dari Pasuruan.
“Nilai investasi di Kabupaten Pasuruan memang ada, tapi itu investasi padat modal, bukan padat karya. Kalau dibiarkan, angka pengangguran semakin tinggi,” urainya.
Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming Drakor Graceful Family, Ada Lee Sung Min Hingga Lee Jung Eun
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.