Berita Viral
VIRAL Sejumlah Emak-emak Diduga Paksa Pengungsi Rohingya untuk Pindah, Dapat Dukungan dari Warganet
Viral di media sosial video sejumlah emak-emak diduga paksa pengungsi Rohingya untuk pindah. Aksi itu dapat dukungan dari warganet.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Beredar video viral aksi emak-emak diduga memaksa pengungsi Rohingya untuk pindah.
Sejumlah warganet justru menunjukkan dukungannya atas aksi emak-emak tersebut.
Video aksi emak-emak diduga hendak memaksa pengungsi Rohingya untuk pindah itu viral usai dibagikan di sejumlah akun media sosial.
Salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @memomedsos.
Baca juga: Wamen ATR/BPN Serahkan 500 Sertifikat Tanah Program PTSL di Banyuwangi
Dalam video tersebut memperlihatkan dua orang emak-emak menghampiri emak-emak pengungsi Rohingya di Aceh.
Dua emak tersebut terlihat menarik tangan pengungsi Rohingya tersebut.
Mendapat perlakuan tersebut seketika para pengungsi Rohingya tersebut kaget dan marah.
Mereka terdengar menolak dua orang emak-emak tersebut dengan mengatakan ‘No” atau tidak dalam Bahasa Inggris.
“No,” ujar pengungsi Rohingya sembari melambaikan tangannya kepada dua orang emak-emak di Aceh tersebut.
Kemudian dua orang emak-emak tersebut memberikan isyarat agar pengungsi Rohingya itu tidur di tempat lain.
Dari aksi tersebut, diduga dua orang emak-emak di Aceh tersebut meminta pengungsi Rohingya itu pindah dari kampung mereka.
Karena tak berhasil, dua orang emak-emak tersebut tampak menyerah.
Dalam keterangan video viral tersebut, kejadian emak-emak diduga memaksa pengungsi Rohingya itu terjadi pada Senin (4/12/2023).
Kini, video aksi emak-emak diduga memaksa pindah pengungsi Rohingya itu viral.
Video tersebut juga jadi perbincangan warganet yang mendukung aksi yang dilakukan dua orang emak-emak di Aceh tersebut.
Pasalnya, sejumlah warganet mengaku khawatir para pengungsi Rohingya yang datang tersebut menjadi 'benalu'.
Bahkan sejumlah warganet mengaku curiga, kedatangan pengungsi Rohingya tersebut dinilai janggal karena seperti teroganisir.
Hal itu juga dikarenakan jumlah kedatangan pengungsi Rohingya yang terus bertambah.
Berikut beragam komentar warganet.
“Daripada konflik sosial ini terus berkembang pemerintah mohon ambil tindakan tegas..angkut mereka kembalikan mereka...karena ini seperti sebuah agenda besar untuk bangsa ini kedepannya...entah siapa yang bermain di balik ini.tapi ini dipastikan bila dibiarkan akan menjadi bom waktu”
“Alhamdulillah warga setempat mulai sadar akan hadirnya mereka yg sangat meresahkan, tapi kalau dilihat kasihan juga”
“Usir aja bu itu tanah ibu gausah nunggu pemerintah, lagi pada sibuk copras capres”
“TNI AL nya knapa bisa kecolongan trus ya”
“Pantes Myanmar gunain tentara buat ngusir mereka, asli pembangkang sih”
“Meresahkan, mengerikan”
“Jangan dibiarin ini harus di Usir lagi, sudah banyak cerita buruk tentang mereka dari negara tetangga maupun kita, jangan sampe menjajah berkedoh terdampar,” tulis beragam komentar warganet.
Hingga artikel ini dimuat belum diketahui lebih lanjut mengenai lokasi kejadian dalam video viral tersebut.
Sebelumnya diberitakan ratusan pengungsi Rohingya datang ke Aceh sejak bulan November 2023 lalu.
Kedatangan ratusan pengungsi Rohingya tersebut sebelumnya mendapatkan respons penolakan dari warga setempat di desa tepi Pantai Gampong Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh.
Sejumlah warga pun tampak berkumpul di Pantai Gampong Kuala Pawon, mereka menolak pendaratan kapal pengangkut pengungsi Rohingya tersebut.
Dalam video viral yang beredar, kapal sepanjang 50 meter tersebut terlihat terombang-ambing oleh ombak beberapa meter dari bibir pantai.
Dari kapal kayu, ratusan pengungsi tampak melambaikan tangan untuk minta pertolongan.
Namun warga membalasnya dengan gerakan meminta pengungsi meninggalkan pantai.
Sementara itu beberapa warga berinisiatif membantu pengungsi dengan mengantarkan beras serta mi instan.
Bantuan tersebut diantarkan oleh warga ke kapal kayu pengungsi Rohingya dengan menggunakan boat.
Namun setelah diterima, bantuan tersebut langsung dibuang ke laut oleh pengungsi.
Dengan bahasa isyarat, mereka mengungkapkan bahwa bukan bantuan yang dibutuhkan, tapi izin untuk mendarat.
Melihat bantuan dibuang ke laut, warga tetap tidak memperbolehkan pengungsi untuk mendarat ke pantai.
Menko PMK Muhadjir Effendy Buka Suara
Sebelumnya, polemik penolakan yang dilakukan masyarakat Aceh berkenaan kedatangan pengungsi Rohingya ditanggapi Menko PMK Muhadjir Effendy.
Dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com, Muhadjir Effendy justru mengungkap fakta mengejutkan.
Menurutnya pemerintah tidak masalah jika warga Rohingya hendak mengungsi di wilayah Indonesia.
Namun dia menegaskan, kedatangan para pengungsi itu harus tetap memperhatikan kesediaan warga setempat.
"Intinya kita sangat welcome, tapi memang juga harus dilayani dengan baik, juga harus memperhatikan kesediaan dari warga untuk menerima yang bersangkutan," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Muhadjir pun memaklumi ada masyarakat yang menolak kehadiran pengungsi karena ada perbedaan budaya antara warga lokal dan para pengungsi.
Selain itu, perlu dipikirkan juga lokasi-lokasi yang akan menjadi tempat para pengungsi itu tinggal bila mereka diterima.
"Ini kan berkaitan dengan masalah kehadiran sebuah entitas di suatu tempat yang itu tentu saja bukan sekadar orang, tapi juga berkaitan dengan budayanya, perilakunya, kemudian akomodasinya," kata dia.
Muhadjir berpandangan, sejauh ini belum ada masalah serius atas penolakan warga terhadap pengungsi Rohingya.
Namun, ia meminta pemerintah daerah setempat untuk mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
"Saya mohon pemerintah daerah, terutama Provinsi Aceh dan kabupaten yang ketempatan, supaya juga memperhatikan hal itu," ujar Muhadjir.
Sebelumnya, terdapat sejumlah pengungsi Rohingya yang ditolak oleh warga untuk berlabuh di Bireun dan Aceh Utara.
Sekretaris Daerah Aceh Utara, A Murthala, mengatakan, masyarakat menolak kedatangan pengungsi karena mereka menjadikan Aceh sebagai tempat transit lalu melarikan diri.
"Sekarang sangat sulit menyakinkan warga untuk menerima Rohingnya. Mereka merasa tersakiti atas sikap warga Rohingnya sebelumnya. Kan dulu Aceh Utara paling ramah pada Rohingya,” kata Murthala saat dihubungi, Jumat (17/11/2023).
Selain itu, tidak ada lokasi penampungan di Kabupaten Aceh Utara, sehingga pemerintah juga sulit menampung pengungsi tersebut.
“Kalau ada lokasi penampungan, kita bisa yakinkan warga, misalnya, bahwa ini hanya transit, sebelum dipindahkan ke lokasi lain oleh UNHCR dan IOM. Ini kita benar-benar tak punya penampungan lagi,” ucap dia.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Polres Probolinggo Fasilitasi Penjemputan Nenek Nortaji, Anak Janji Merawat |
![]() |
---|
Nenek Nortaji Bertemu Tiga Anak Kandunya di Panti Jompo Malang |
![]() |
---|
Viral Video Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo, Pemerintah Desa Buka Suara |
![]() |
---|
Anak Diduga Telantarkan Ibu di Probolinggo, Sebut Enggan Merawat |
![]() |
---|
Toko Miras di Malang yang Dipromosikan King Abdi Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.