Opini
Koboi, Jalan Ninja Purbaya
Media nasional dan internasional ramai tertuju kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang baru dilantik menggantikan Sri Mulyani.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Reshuffle Kabinet terakhir kemaren cukup membuat geger publik nasional. Ditengah derasnya demonstrasi dijawab pemerintah dengan perombakan kabinet. Dan yang paling disoroti adalah pergantian Menteri keuangan.
Media nasional dan internasional ramai tertuju kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang baru dilantik menggantikan Sri Mulyani.
Tak berselang lama, media international, The Straits Times menjulukinya “cowboy style” karena gaya komunikasinya yang lugas, tegas, dan berani mengambil risiko. Tambah dengan target ambisius pertumbuhan ekonomi pula. Sang Menteri Purbaya tampil sangat percaya diri, meski pasar masih penuh tanda tanya.
Salah satu kebijakan Purbaya disebut “koboi” karena berani mengambil langkah tak lazim. Salah satunya dengan mengalihkan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia ke bank himpunan milik negara (Himbara). Tujuannya sederhana saja, yakni memperbesar likuiditas agar kredit usaha meningkat, konsumsi naik, dan investasi berjalan.
Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya menjadi studi kasus menarik dalam komunikasi publik.
Kenapa tidak, karna Purbaya menghadapi tantangan berat di tengah badai ekonomi global yang lesu, imbuh dia menggantikan figur dengan rekam jejak dan citra publik yang sangat kuat, Bu Sri Mulyani.Dan, bukanlah tokoh sembarang.
Suka tidak suka, Purbaya membutuhkan energi strategi komunikasi yang besar namun efektif untuk merebut hati publica. Terlebih agar pasar ekonomi merespon positif.
Sedari awal gaya komunikasi Purbaya memang sangat proaktif. Purbaya membangun positioning dan identitas barunya sebagai Menteri yang baru dan mumpuni.
Gayanya ceplas ceplosnya menambah kekuatan strategi komunikasi. Alhasil, Purbaya tersebutlah “Sang Koboi”.
Gaya komunikasinya saat pertama menjadi mentri, merespons pertanyaan wartawan tentang tuntutan 17+8 dari masyarakat dalam gelombang demonstrasi akhir Agustus lalu, salah bukti strategi komunikasi yang dibangun. Dan itu sangat mencuri perhatian. Meski kontroversial namun berhasil mendatangkan efek luar biasa.
Terkait tuntutan tersebut, Purbaya dalam konferensi pers perdananya usai pelantikan di Kementerian Keuangan, mengaku belum mempelajarinya, namun mempunyai keberanian merespon masalah.
“Tapi basically begini. Itu suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa mungkin sebagian merasa terganggu hidupnya masih kurang ya," ujarnya.
Pernyataannya itu disusul dengan penjelasan singkat tentang solusi yang ia akan kerjakan untuk menjawab tuntutan tersebut.
"Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 % , itu (tuntutan 17+8) akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo," tambahnya lagi.
Pernyataan ini bikin public semakin geger. Seolah-olah solusi mudah dan ada di depan mata. Berbagai lapisan masyarakat langsung merespons. Netizen di media sosial, beragam bereaksi menyatakan sependapapat dan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut.
Purbaya Yudhi Sadewa
Sri Mulyani
Menteri Keuangan
Peter Julio Tarigan
STIKOM
Opini
TribunJatimTimur.com
Nota Keuangan RAPBN 2026, Said Abdullah : Realistis! |
![]() |
---|
Big Data dan Etika: Mengapa Kita Harus Kritis dalam Era Datafikasi |
![]() |
---|
Said Abdullah : Puncak Bulan Bung Karno 2025 di Pusara Beliau di Kota Blitar |
![]() |
---|
Ketua Banggar DPR : Indonesia Perlu Desak PBB Sanksi Israel |
![]() |
---|
Kenegarawanan Megawati dan Prabowo di Peringatan Hari Pancasila |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.