Berita Lumajang

Lereng Semeru Lumajang Menyelipkan Energi Hijau Tanpa Agresi dengan PLN

Warga di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang memakai listrik dari pembangkit listrik mikrohidro, tanpa harus bertengkar dengan PLN

|
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Toni Hermawan
Sucipto menunjukkan tempat mikrohidro buatannya di Sumbermujur, Candipuro, Lumajang 

 

*Kelola Listrik dari Alam Perlu Ditiru*

Prigi Arisandi merupakan seorang aktivis lingkungan yang berpuluh-puluh tahun menyoroti masalah sungai. Dia sangat akrab dengan sungai. Pengakuannya dulu waktu kecil sering dilempar ke sungai. Setahunya dalam mengolah mikro hidro sungai harus bebas dari sampah. Dia membayangkan andai saja banyak daerah yang membuat mikrohidro, pasti banyak ekosistem sungai yang terjaga. 

"Dengan ada mikrohidro bisa meminimalisir orang buang sampah atau limbah di sungai, karena sebagian besar masyarakat merasa sungai memiliki dampak kontinuitas yang bagus," ucapnya. 

Prigi berharap apa yang dilakukan Sucipto terus diikhtiarkan. Salah satunya dengan menjaga hutan agar air mengalir sepanjang waktu demi terus bisa memanen energi terbarukan. "Pak Sucipto ini layak disebut local hero," ujarnya. 

Dwi Oktavianto Wahyu Nugroho, Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengatakan, untuk membuat mikrohidro yang dibutuhkan adalah kontiunitas aliran air. Ditambah lagi, daya yang dibangkitkan sangat bergantung pada debit aliran dan ketinggian.

Dwi memaparkan dari data Dewan Energi Nasional pada tahun 2014 di Indonesia, potensi pemanfaatan energi hidro yang telah teridentifikasi yaitu sebesar 75.000 MW, hanya saja baru termanfaatkan 10,1 persen.

"Potensi PLTMH diduga lebih besar apabila memanfaatkan jaringan irigasi, yaitu pada bendung, bangunan pengendali muka air, dan bangunan terjun atau got miring. Jaringan irigasi tersebar luas di seluruh Indonesia," ujarnya.

Di Jawa Timur ada sejumlah daerah yang berpotensi menjadi tumpuan energi mikrohidro. Di antaranya Lumajang, Mojokerto, Probolinggo, dan Banyuwangi.

Sementara itu, Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Kemas Abdul Gaffur ketika dihubungi menjelaskan,  wilayah Jawa Timur sangat istimewa. Keberadaan aliran air sangat melimpah. Seirima dengan Sucipto, sumber daya alam ini secara konsisten dimanfaatkan untuk  Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil. 

"Hingga sekarang PLN memiliki 38 unit Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Timur dengan daya mampu 334.4 Megawatt. Sebanyak 5 unit di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dan 1 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang mampu menghasilkan daya sekitar 13.2 MW," ujar Kemas. 

Dalam pengelolaan PLTM dan PLTMH, 1 unit dikelola sepenuhnya oleh PLN dan 4 unit dikelola bersama dengan Independent Power Producer (IPP). IPP adalah perusahaan dibentuk oleh sponsor atau konsorsium, untuk melaksanakan perjanjian jual beli listrik dengan PLN dan untuk mengembangkan, membangun, memiliki, dan mengoperasikan pembangkit listrik

Adapun lokasinya tersebar di seluruh Jawa Timur antara lain; PLTM Lodagung di Blitar, PLTMH Taman Asri di Malang, PLTM Kanzy 1 di Pasuruan, PLTM Sumber Arum 2 dan PLTM Bayu di Banyuwangi serta PLTM Sampean Baru di Bondowoso. 

"Untuk itu, PLTM dan PLTMH menjadi pilihan utama dalam mendukung kebutuhan listrik masyarakat. PLN tentunya terus berupaya memanfaatkan potensi sumber energi baru terbarukan dan mengajak masyarakat untuk turut terlibat seperti misalnya dengan IPP, " jelasnya. 

 

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved