Berita Lumajang

Lereng Semeru Lumajang Menyelipkan Energi Hijau Tanpa Agresi dengan PLN

Warga di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang memakai listrik dari pembangkit listrik mikrohidro, tanpa harus bertengkar dengan PLN

|
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Toni Hermawan
Sucipto menunjukkan tempat mikrohidro buatannya di Sumbermujur, Candipuro, Lumajang 

*Keserasian PLN dan Mikrohidro di Dusun Kajar Kuning*

Selepas Pukul 12.00 WIB, 9 Desember 2023. Hawa Dusun Kajar Kuning meskipun sudah masuk setengah hari, tapi tak terasa terik. Sangat cocok bila mengisi tenaga dengan singgah ke warung rujak, yang letaknya berhadapan dengan sebuah masjid yang searah dengan jalur menuju pos pantau Gunung Semeru.

Siang itu ada 5 orang menunggu sebuah makanan khas Jawa Timur-an buatan perempuan sepuh yang dipanggil warga sekitar 'Mbak Um'. Ada salah seorang laki-laki perawakannya mirip binaragawan. Dia memakai kaos singlet warna hitam, dan di lengannya ada tato gambar mawar, yang warna tintanya sudah memudar.

Kendati penampilannya sangar, dia cukup ramah. Saat wartawan TribunJatimTimur.com mengeluarkan handphone serta charger dari tas, buru-buru dia mengunyah makanan sembari menawari saya mengisi daya baterai di colokan listrik yang menempel di tembok, dekat dirinya duduk.

"Sini ngecash di sini. Baterai hape bisa terisi full padahal listriknya dari air sungai," katanya membuka obrolan. Orang-orang  pun tertawa mendengarnya. Ahmad Suka (40) pun menimpali, "Kulkas, handphone saya listriknya dari  PLN dan dari sungai (Mikrohidro)," ujarnya. "Oh ya Masjid Al-Muttaqin itu juga sama menggunakan dua sumber listrik," terangnya, sambil menunjuk masjid yang berada di seberang warung.

Menurut Ahmad Suka, PLN dan PLTMH di Dusun Kajar Kuning telah cukup memenuhi kebutuhan warga. Ratusan rumah di dusun yang ditinggali banyak penambak pasir itu, sekarang tak pernah kekurangan pasokan listrik. Adanya mikrohidro dan PLN, warga kerap bergantian menggunakan dua sumber listrik itu.

Seorang ibu usia 55 bernama Luginem yang sedang antre rujak, ikut menimbrung obrolan. Dia menjelaskan di rumahnya bila siang menggunakan listrik dari mikrohidro, sedangkan ketika malam baru beralih ke listrik PLN. Ada alasan mengapa pasokan listrik digunakan bergantian. Listrik dari mikrohidro rentan padam apabila di sungai terdapat banyak sampah. Namun, dengan menggunakan listrik bergantian bisa menjadi hemat.

"Satu bulan bayar Rp70 ribu sudah bisa digunakan untuk rice cooker, sanyo, tv, bahkan mesin cuci," terang Luginem. Selesai makan dan istirahat sekitar hampir satu jam, saya pun berpamitan pergi.

Saya menuju jalan aspal mengarah ke arah timur, sejalur dengan aliran Sungai Besuk Semut. Hujan mulai turun ketika melintasi hutan pinus. Sekitar satu kilometer ada sebuah rumah ukuran kira-kira ukuran 10x15 meter, yang mana dari luar tampak ada empat ibu-ibu di samping rumah tersebut sibuk sedang memproduksi makanan olahan. Ternyata rumah itu tempat produksi keripik salak.

Di rumah itu ada 5 mesin penggorengan. Setiap hari kelima mesin tersebut selalu menyala dari pagi pukul 9 hingga pukul 7 malam. Bahan bakar mesin itu selain menggunakan arang, juga listrik. Karena, untuk mengubah daging salak menjadi keripik yang renyah tidak bisa dimasak menggunakan banyak minyak goreng. Satu lagi, salak harus dimasak dengan suhu 200 derajat Celcius.

"Adanya dua sumber listrik, saya gak khawatir bila salah satu sumber padam. Tinggal pindah sumber saja, saya tetap produksi," ucap Winarno, pemilik home industri keripik salak itu.

Sucipto merespon dengan senyum-senyum ketika saya ceritakan tentang testimoni-testimoni para tetangganya. Laki-laki yang kini sudah menginjak usia 55 tahun dan telah memiliki 3 cucu kemudian mengatakan hingga sekarang sudah membuat 280 lebih mikrohidro yang kemudian ditempatkan di berbagai daerah terpencil di Indonesia. Di tengah isu krisis batu bara, dirinya percaya sumber mata air masih bisa menjadi solusi. Oleh karena itu, dia optimistis PLTMH bisa menjadi energi masa depan. 

"Kalau datang untuk belajar mikrohidro, datang untuk ingin tahu perhitungan teknik seperti apa yang dibutuhkan, dan bersedia juga basah kuyup di sungai, silahkan datang. Dengan senang hati saya akan berikan ilmu mikrohidro," ujarnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Toni Hermawan/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

                                                        

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved