Berita Lumajang

Ironi Petani Padi di Lumajang, Masalah Kesejahteraan Hingga Ancaman Alih Fungsi Lahan

Mahal harga beras di Lumajang rupanya tidak sebanding dengan potret Kesejahteraan Buruh tani

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Erwin Wicaksono
Petani di Desa Boreng, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menanam bibit padi di lahan basah 

Kesejahteraan yang kurang ideal juga dirasakan petani lain seperti Sukarsan.

Baca juga: Viral Aksi KDRT Istri Dipukul di Depan Anak yang Masih Balita, Suami Diduga Ketahuan Selingkuh

Suhartono, petani padi di Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, harus memutar otak menggeluti perkerjaan sampingan menghadapi harga jual gabah yang rendah. 

Kendati harga beras menunjukkan tren kenaikan, Suhartono menjelaskan harga gabah justru stagnan. 

Ia pun mengaku tak merasakan dampak positif dari kenaikan harga beras.

Suhartono menjelaskan, saat ini harga gabah berada pada kisaran Rp 6.800 hingga Rp 7.000 per kilogram.

Ketika harga gabah sedang pada level Rp 7.000 saja, Suhartono menerangkan hanya mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 3 juta dari lahan ia bertani seluas 0,5 hektar.

Praktis Suhartono harus mengelola uang dengan bijak untuk membiayai sekolah anaknya dan kebutuhan dirinya dan istri.

"Panen kan per 3 bulan. Dapat Rp 3 juta dibagi 3 bulan ya bagaimana? Otomatis harus mencari alternatif hasil dari pekerjaan lain," katanya.

Di tengah harga beras yang tinggi seperti saat ini, Suhartono mengaku tak sempat untuk menyimpan gabah untuk dikonsumsi sendiri.

Ia memilih menjual semua gabah dengan alasan memenuhi kebutuhan hidup yang tidak sedikit.

Praktis, agar asap dapurnya tetap mengepul, Suhartono harus membeli harga beras di pasaran yang cukup tinggi.

"Acap kali panen saya langsung menjual semuanya. Ya karena untuk dapat uang," beber petani berusia 58 tahun ini.

Sebagai alternatif penghasilan tambahan, Suhartono menanam cabai hingga sayuran meski menghadapi resiko pertanian yang tidak mudah. Pria ramah ini juga menjual bambu untuk menambah pundi-pundi penghasilannya.

Sementara itu, selain masalah kesejahteraan lahan pertanian di Lumajang juga dihadapkan pada tantangan alih fungsi lahan yang cukup masif.

Fenomena tersebut diucapkan,  Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Arif Budiman.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved