Idul Fitri 2024
Bukan NU dan Muhammadiyah, Warga Desa Suger Kidul Jember Gelar Salat Idul Fitri Lebih Awal
Warga di Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk, Jember sudah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Selasa (9/4/2024)
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Warga di Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk, Jember sudah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Selasa (9/4/2024). Perayaan Idul Fitri itu diawali dengan pelaksanaan Salat Idul Fitri, Selasa (9/4/2024) pagi.
Ratusan orang itu menggelar salat di Masjid Ponpes Mahfiludduror yang dipimpin KH Ali Wafa.
Jamaah umat muslim yang berada di perbatasan Jember - Bondowoso tersebut, memiliki metode sendiri dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriyah.
Mereka tidak menggunakan penghitungan rukyatul hilal yang dilakukan oleh organisasi Nahdlatul Ulama (NU) atau pemerintah.
Selain itu, para jamaah ini juga tidak memakai metode perhitungan hisab yang biasa dilakukan Muhammadiyah.
Hitungan penetapan 1 Syawal itu di Ponpes Mahfiludduror berpedoman pada kitab Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais. Metode penghitungan itu sudah dipakai sejak Tahun 1826
Pantauan di lapangan, selain di masjid di Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember ini. Sebagian jamaah juga menjalankan salat Idul Fitri di Pondok Pesantren Salafiah di kawasan Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.
Terdengar suara takbir penyambutan Idul Fitri menggema di empat masjid yang terletak di perbatasan Jember dan Bondowoso ini.
Terlihat, para jamaah yang ikut salat itu dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang lanjut usia.
Pengurus Pondok Pesantren Mahfiludduror, Yusuf Amir sholeh mengatakan penetapan 1 Syawal 1445 Hijriyah melalui metode hisab dan rukiyah.
"Cuma rukyah kami lakukan pada 22 Syaban itu, tetapi kami lakukan secara kasat mata, tidak menggunakan teropong," ujarnya saat dikonfirmasi.
Sementara hitungan hisabnya, kata dia, dengan melihat Wukuf Arafah haji dan Maulid Nabi Muhammad kemarin, yang jatuh di Hari Selasa. Sehingga diyakini, 1 Syawal pasti di hari itu juga.
"Dan 1 Muharam juga pasti Hari Selasa, jadi hari lebaran pun juga pasti Selasa," kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, pedoman penetapan hari lebaran tersebut adalah ajaran dari almarhum Syekh Kholil, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mahfiludduror ini.
"Ajaran dari almarhum Syekh Kholil juga, almarhum pengasuh di sini. Syekh Kholil dari Bangkalan juga," paparnya.
Yusuf mengatakan, sebagian besar jamaah yang ikut ibadah Salat Idul Fitri adalah warga sekitaran Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember dan Suger Lor, Maesan, Bondowoso.
Baca juga: Fenomena Parsel Lebaran dan Wajib Halal Oktober 2024
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.