Pelayanan RSUD Bangil
Testis Diangkat Hingga Tak Bisa Ereksi, Pria Ini Protes Pelayanan RSUD Bangil karena Istrinya Marah
Kasihan keluarga saya. Istri saya marah - marah pak karena saya tidak bisa mencukupi nafkah batinnya.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Subandi (55) warga Kalianyar, Bangil tak kuasa menahan tangisnya saat mendatangi RSUD Bangil bersama kuasa hukumnya dari pos Bantuan Hukum Peradi Kabupaten Pasuruan, Senin (13/5/2024).
Ia memprotes RSUD Bangil karena kehilangan dua testisnya setelah menjalani operasi prostat di RSUD Bangil. Subandi merasa kecewa karena operasi pengambilan testisnya ini berdampak negatif bagi keharmonisan rumah tangganya.
Kedatangannya kali ini untuk meminta pertanggungjawaban rumah sakit. Subandi yang datang ini langsung diterima Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Bangil, Tri Agung Julianto dan Humas RSUD Bangil M. Hayat.
Baca juga: Sindikat Prostitusi Anak di Surabaya Libatkan Anak-anak Jadi Mucikari
“Saya tidak merasa setuju atas pengangkatan testis. Kalau begini, saya yang dirugikan pak. Kasihan keluarga saya. Istri saya marah - marah pak karena saya tidak bisa mencukupi nafkah batinnya,” katanya.
Subandi menduga, anaknya menandatangani berkas persetujuan itu karena tahu jika dirinya akan menjalani operasi prostat, bukan setuju pengambilan testisnya. Jika tahu, ia yakin tidak akan disetujuinya.
Terpisah, Humas RSUD Bangil M Hayat mengatakan, Subandi memang pernah dirawat di sini dan menjalani empat kali operasi. Tiga kali operasi prostat, dan satu kali operasi terakhir untuk menyelesaikan persoalannya.
“Kami sudah melakukan investigasi internal bersama dengan tim, termasuk dengan dokter spesialis yang menangani Subandi. Kami ingin tahu semua tindakan yang dilakukan, dan hasilnya sudah sesuai prosedural,” urainya.
Baca juga: Polisi Tangkap 7 Mucikari Sindikat Prostitusi Anak di Bawah Umur di Apartemen Kawasan Merr Surabaya
Dia memaparkan, pihak rumah sakit sudah memiliki rekam medis milik Subandi sejak awal sampai pada tahapan menjalani operasi. Hayat juga sudah melakukan pemeriksaan ulang di sejumlah dokumen yang rahasia.
“Ada persetujuan dilakukannya tindakan pengangkatan testis Subandi, dan itu ditandatangani langsung oleh anak Subandi. Logikanya, kami tidak akan melakukan tindakan medis kalau tidak dapat persetujuan,” jelasnya.
Ia menguraikan, pengangkatan itu dilakukan karena setelah menjalani tiga kali operasi prostat, kondisi Subandi tidak kunjung membaik. Setelah dicek lagi, pihaknya menemukan penyakit lain yang terindikasi kanker.
Baca juga: Wilayah Rawan Kekeringan di Lumajang Dapat Bantuan 10 Pompa Air
“Pengambilan testis itu ada alasan medisnya. Dari data yang ada, testis Subandi harus diambil untuk mencegah kanker menjalar ke organ vital lainnya. Dan ternyata itu berhasil karena tidak kambuh lagi,” imbuhnya.
Disampaikannya, jika yang bersangkutan datang mengeluh tidak bisa ereksi itu persoalan lain. Sebab, usai pengangkatan testis, yang bersangkutan tidak pernah mengeluh sakit di vitalnya.
“Di kasus lain yang serupa, pasien tetap bisa ereksi meski testisnya sudah diambil. Jadi, itu berbeda dengan penanganan yang dulu.Kami sarankan beliau melakukan pengobatan untuk masalah yang sekarang,” ungkapnya.
Kuasa Hukum Subandi Masykur berharap pihak RSUD Bangil memberikan pertanggungjawaban atas keluhana yang dialami kliennya. Dia mengancam akan membawa perkara ini ke IDI.
Baca juga: Wilayah Rawan Kekeringan di Lumajang Dapat Bantuan 10 Pompa Air
“Kami harap, laporan kami bisa menjadi bahan evaluasi dokter yang menangani. Yang jelas, klien saya dirugikan karena masalah yang dialami berdampak pada keharmonisan rumah tangganya,” tambah dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.