Berita Probolinggo

Saat Puluhan Siswa-siswi SD di Probolinggo Merajuk untuk Tidak Dimerger

Murid-murid dan guru SDN Widoro Probolinggo menolak rencana merger sekolah itu Dengan SDN lain

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Ahsan Faradisi
Puluhan siswa-siswi di SDN Widoro Probolinggo merajuk agar sekolahnya tidak melakukan merger 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PROBOLINGGO - Suasana haru menyelimuti Sekolah Dasar Negeri (SDN) Widoro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, saat siswa-siswi meminta kepada pihak sekolah agar tidak dipindahkan ke sekolah lain.

Puluhan siswa-siswi dari kelas 1 sampai kelas 6 itu bahkan menangis dipelukan salah satu gurunya setelah mengetahui kedatangan perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo untuk musyawarah terkait rencana merger.

Bahkan, sebelum musyawarah dengan perwakilan Disdikdaya bersama jajaran sekolah serta wali murid, puluhan siswa-siswi yang mengenakan baju batik berkumpul layaknya pendemo di depan ruang musyawarah sambil membentangkan selebaran bertulis nada protes.

Sebagai informasi, para siswa-siswi di SDN Widoro rencananya bakal dimerger atau penggabungan kegiatan belajar mengajar dengan siswa-siswi sekolah terdekat, yakni SDN Gebangan, Kecamatan Krejengan.

Hal tersebut dilakukan, lantaran tidak terpenuhinya kuota minimal untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Widoro, yang mana di tahun ajaran baru 2024, ada 48 siswa aktif meski pihak sekolah melakukan sistem multigrade. 

Salah seorang siswi kelas 5, Chusnul Chotimah, mengaku enggan dipindahkan ke sekolah lainnya, lantaran sudah merasa nyaman dan betah menambah ilmu di SDN Widoro

"Sedih, karena rumah saya dekat sekolah, jadi gak mau dipindah. Apalagi sudah sejak kelas 1 sampai sekarang belajarnya di sini," kata seorang siswi kelas 5, Chusnul Khotimah, Kamis (25/7/2024). 

Sementara salah seorang wali murid SDN Widoro, Inayah mengatakan, kalau wali murid lainnya ikut menolak pemindahan tempat belajar siswa, dengan alasan bakal mengganggu mental anak. Selain itu, jarak tempuh yang harus dilewati. 

"Kami pihak orang tua tetap memohon, agar tempat sekolah siswa tidak dipindahkan. Karena kami khawatir mengganggu mental anak-anak kami. Belum lagi saat kita ada kerjaan lainnya, jadi kasihan kalau berangkat sendiri," curhatnya.

Baca juga: BREAKING NEWS Polda Jatim Tetapkan 13 Warga PSHT Tersangka Pengeroyokan Polisi di Jember

Menanggapi hal itu, Kepala SDN Widoro, Syaiful Anshori menyampaikan, alasan pihak Disdikdaya Kabupaten Probolinggo akan melakukan merger itu sudah dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan kebaikan pendidikan.

"Beberapa alasan di antaranya demi efisiensi anggaran, jumlah murid yang tidak mencapai 60 siswa-siswi, serta memenuhi kekurangan guru di Kecamatan Krejengan," ujar Syaiful.

"Sebenarnya di sini, kita sudah multigrade, yakni menggabungkan kelas 1 dan 2, 3 dan 4, kemudian 5 dan 6. Untuk tenaganya juga lengkap, ada tiga guru kelas, ditambah guru olah raga, agama, penjaga, operator, dan saya kepala sekolah," pungkasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved