Berita Jember

Akademisi Universitas Jember Ciptakan Sabun Mandi Berbahan Daun Kelor

Akademisi Universitas Jember membuat sabun mandi berbahan daun kelor, dan diaplikasikan kepada warga pesisir di Sumenep

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Humas Universitas Jember
Akademisi Universitas Jember membuat sabun dari daun kelor 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Dosen Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember menciptakan sabun berbahan dasar daun kelor, bernama Sabun Moringa.

Akademisi Kampus Tegalboto ini telah mengaplikasikan sabun yang terbuat dari bahan herbal ini kepada masyarakat wilayah pesisir, utamanya di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember, Prof Soetriono mengatakan bahwa, inovasi ini kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian, membuat sabun mandi berbahan dasar daun kelor.

"Ini adalah salah satu solusi untuk menjaga kelembaban kulit masyarakat pesisir yang sering kali terpapar kondisi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan kulit kering," ujarnya, Sabtu (10/8/2024).

Menurutnya, secara geografis masyarakat Desa Pakandangan Sangra berada di wilayah pesisir Pulau Madura yang seringkali membuat kulit mereka lebih rentan kering.

"Akibat paparan sinar matahari dan air laut. Inisiasi pembuatan sabun berbahan dasar daun kelor ini dilakukan agar masyarakat dapat menjaga kelembaban kulit mereka secara alami, tanpa harus khawatir akan efek samping dari bahan kimia keras seperti deterjen," kata Prof Soetriono.

Prof Soetriono menjelaskan praktik pembuatan sabun berbahan dasar daun kelor ini dilakukan selama tujuh jam. Kata dia, yang disaksikan oleh 18 warga Desa Pakandangan Sangra dilaksanakan 07 Agustus 2024.

"Sebagai bagian dari program produktifitas guru besar (PRGB) untuk masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan warga tentang manfaat daun kelor. Tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka," ulasnya.

Baca juga: Usai Sumbang 2 Gol untuk Persib Bandung, David da Silva Kian Dekat dengan 100 Gol di Liga 1

“Semoga produk ini dapat segera diproduksi secara massal dan dipasarkan tidak hanya di Sumenep, tetapi juga di daerah lain di Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andi Eko Wiyono,  menambahkan Sabun Moringa ini mengandung bahan aktif dari daun kelor dan minyak nabati.

"Yang dapat berfungsi sebagai agen pembunuh kuman dan agen pembusa alami. Sabun Moringa ini bebas dari bahan kimia sintetis seperti SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan COCO DEA yang umum ditemukan pada sabun komersial," tambahnya.

Selain itu, kata Andi, sabun ini tidak mengandung bahan pengawet, bersifat ramah lingkungan dan mudah terdegradasi oleh alam. Sehingga tidak membahayakan kulit penggunanya.

 "Keunggulan lain dari Sabun Moringa ini antara lain. Sabun ini bisa menambah nutrisi kulit dan mengangkat sel mati, membersihkan kulit dari kotoran dan kuman, melembabkan kulit secara alami dan memberikan efek relaksasi melalui aroma terapi dari essential/fragrance oil yang ditambahkan dan dapat disesuaikan," ucapnya.

Baca juga: Tak Jadi ke Persib Bandung, Saddil Ramdani Justru Belum Tak Muncul di Skuad Sabah FC, Fix Bertahan?

Menanggapi hal itu, Ketua Kelompok Tani Desa Pakandangan Sangra Ahmad Nurdi, mengaku terkejut atas temuan ini. Karena baru tahu kalau daun kelor bisa dijadikan sabun batangan.

“Awalnya saya tidak mengira bahwa produk turunan dari daun kelor sangat banyak. Dengan adanya sabun kelor ini, masyarakat bisa memanfaatkan potensi kelor yang melimpah di desa kami, sekaligus menjaga kesehatan kulit,” tanggapnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved