Kecelakaan Bus RS Bina Sehat

Batal Ikut Wisata karena Anak Sakit, Teguh Selamat dari Kecelakaan Maut Probolinggo

Perawat RS Bina Sehat Jember selamat dari kecelakaan bus Bromo setelah batal ikut rekreasi demi anaknya.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
SELAMAT: Tegus Santoso, saat di temui di rumahnya Kelurahan Tegalbesar Kecamatan Kaliwates Jember, Jawa Timur, Kamis (18/9/2025) Perawat RS Bina Sehat Jember ini selamat dari kecelakaan, karena batal ikut rekreasi di Bromo Probolinggo. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Satu jam sebelum keberangkatan rekreasi rombongan RS Bina Sehat Jember ke Gunung Bromo, Teguh Santoso salah satu perawat memutuskan untuk batal berangkat. Ini dilakukan karena anaknya sakit, padahal Teguh sudah packing dan siap berangkat.

Namun tanpa disangka, keputusannya itu justru membuatnya selamat dari kecelakaan maut yang merenggut 9 korban jiwa puluhan orang terluka. 

Kursi yang semestinya ditempati Teguh akhirnya diisi oleh cleaning service rumah sakit, Hendra Pratama, beserta keluarganya. Naas, mereka menjadi korban dalam kecelakaan yang terjadi, Minggu  (14/9/2025).

Teguh mengaku, keputusan mendadaknya membatalkan perjalanan dipicu kondisi anak bungsunya yang sedang sakit pilek.

“Tas sudah saya siapkan semua. Tapi saat melihat anak saya masih pilek, saya ragu meninggalkannya. Akhirnya saya putuskan tidak jadi berangkat,” kata Teguh, Kamis (18/9/2025).

Dia langsung menghubungi ketua panitia rekreasi, Eva Liasari, untuk menyampaikan pembatalannya.

“Saya bilang ke Mbak Eva, anak saya masih sakit jadi tidak bisa ditinggal. Tidak apa-apa kalau posisi saya digantikan orang lain,” ujarnya.

Malam itu, Teguh memilih tetap di rumah bersama anaknya. Keesokan harinya, kabar duka datang. Bus yang ditumpangi rekan-rekannya mengalami kecelakaan maut di jalur Probolinggo.

“Minggu siang, istri saya membangunkan dan bilang ada kecelakaan di Bromo. Tak lama, kepala ruang IGD menelpon memastikan keberadaan saya. Alhamdulillah saya ada di rumah,” kenang Teguh.

Meski selamat, Teguh mengaku terpukul ketika mengetahui kursinya digantikan korban Hendra Pratama dan keluarganya.

“Dalam hati, saya menyesal. Seandainya kursi itu kosong, mungkin mereka tidak meninggal,” ucapnya lirih.

Mentalnya semakin goyah saat melihat korban meninggal yang juga anak-anak dari rekan sesama perawat, Maria dan Riyanti.

“Itu yang membuat saya tidak kuat. Tapi saya tetap ikut mengevakuasi korban selamat. Untuk jenazah, saya belum sanggup menanganinya,” tambahnya.

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved