Cacar Monyet
3 Kasus Cacar Monyet Terkonfirmasi di Jatim, Surabaya Perketat Pengawasan Pelabuhan dan Bandara
engantisipasi hal tersebut meluas, Pemkot Surabaya melakukan serangkaian pencegahan.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox (Mpox) telah ditemukan di Jawa Timur. Mengantisipasi hal tersebut meluas, Pemkot Surabaya melakukan serangkaian pencegahan.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Jawa Timur menyumbang 3 kasus konfirmasi MPOX selama 2022-2024. Selama kurun waktu tersebut, total ada 88 kasus konfirmasi Mpox secara nasional (hingga 17 Agustus 2024).
Dinas Kesehatan Surabaya menegaskan bahwa selama 2024 kasus Mpox belum ditemukan di Kota Pahlawan.
"Kota Surabaya sendiri sudah melakukan tindakan sejak tahun 2023, dan tahun ini kita lakukan peningkatan sosialisasi,” kata Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Moh. Ashadi Mu’minin dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (28/8/2024).
Baca juga: Dua Bulan Polres Pasuruan Ungkap 59 Kasus Sabu-Sabu, Salah Satu Tersangkanya Pasutri
Pencegahan di antaranya melalui sosialisasi dan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. Melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), kelurahan, kecamatan, RS, hingga puskesmas, sosialisasi menyasar seluruh masyarakat.
Dinkes menyampaikan gejala, cara penularan, hingga langkah pencegahan terkait Mpox.
"Kami juga bekerjasama dengan otoritas pelabuhan dan bandara, tujuannya untuk memperketat di pintu-pintu masuk seperti pelabuhan dan bandara,” kata Ashadi.
Kapasitas jejaring fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) diperkuat. Ini untuk mendeteksi dini, pelatihan, dan pengendalian Mpox.
Selain itu, pemkot juga melakukan pelatihan rekam medis hingga peningkatan atau menyediakan peralatan yang diperlukan untuk mendeteksi dini penyakit Mpox.
“Kami juga melakukan pengecekan, dan konfirmasi kasus 1x24 jam, itu harus dilaporkan. Itu akan kita tindak lanjuti agar penanganannya lebih cepat,” ujar Ashadi.
Dinkes juga melakukan pemantauan kasus Mpox secara berkala. Pemantauan kasus tersebut dilakukan melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI).
“Kami juga melakukan diseminasi informasi kepada masyarakat secara masif, baik melalui media massa ataupun sosial media, tujuannya agar tidak timbul hoaks atau timbul kepanikan di masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: PDIP Konsolidasi Akbar Menangkan Hendy-Gus Firjaun di Pilkada Jember
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS Husada Utama, Ni Putu Susari Widianningsih, menyampaikan upaya-upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit Mpox. Yakni dengan menjaga pola hidup sehat dan mengolah makanan dengan baik dan benar.
Penularan Mpox bisa melalui cairan tubuh, luka, hubungan sexual, droplet, hingga melalui bekas luka Mpox. ”Karena penularanya ini bisa dari hewan, dari makanan daging yang dimasak dengan cara tidak baik, kemudian juga bisa memperhatikan kesehatan hewan prliharaan,” kata Putu.
Putu menjelaskan, gejala Mpox dapat diketahui dengan pembesaran kelenjar getah bening dan terasa nyeri. “Kemudian timbul ruam-ruam, hingga demam, itu harus waspada. Jika ada riwayat kontak atau bepergian, itu harus memeriksakan diri ke dokter,” jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.