Berita Madura

Kegiatan Pemberdayaan Perempuan di Gili Iyang: Kolaborasi Civitas FKP Unair di Pengabdian Masyarakat

Kegiatan Pemberdayaan Perempuan di Gili Iyang : Kolaborasi Civitas FKP Unair Bersama Civitas FPK Universitas Airlangga Dalam Pengabdian Masyarakat.

Dok Airlangga - Gili Iyang
Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Kesehatan Keluarga Melalui Pemenuhan Gizi Seimbang: Abon Ikan Ayang (Airlangga-Gili Iyang) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MADURA - Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, kegiatan Pemberdayaan Perempuan menjadi salah satu inisiatif penting yang tidak hanya mendukung nilai-nilai kesehatan, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Strategi ini mencakup peningkatan pendidikan perempuan tentang gizi seimbang dan juga pembinaan pengolahan ikan menjadi produk olahan dengan nilai gizi dan nilai jual yang tinggi. Gili Iyang merupakan salah satu gugusan pulau kecil di Kabupaten Sumenep.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat (18/10/2024) dimulai pukul 09.00 WIB, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKP Unair) bersama civitas Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK) melaksanakan kegiatan penyuluhan gizi seimbang dan pembinaan pembuatan abon ayang (Airlangga-Gili Iyang) yang diikuti oleh ibu-ibu dari desa Banraas dan Bancamara. Kegiatan ini didampingi oleh Dosen FKP dan FPK Unair.

Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan dosen FKP, yakni Dr Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes., dan juga perwakilan dosen FPK, yakni Dr. Sapto Andriyono S.Pi., M.T dilanjut sambutan oleh Sekretaris desa Baraas H. Kahor S.Pd. Penyuluhan edukasi gizi seimbang disampaikan oleh Praba Diyan Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep, guna meningkatkan pemahaman audiens tim juga membagikan booklet dengan penjelasan dan animasi/gambar yang mudah dipahami. Ibu-ibu menyimak penjelasan dengan seksama, beberapa kali pemateri juga memastikan bahwa pemilihan kata atau diksi dapat dipahami oleh audiens. Mahasiswa FKP dan FPK juga turut membantu dalam persiapan penyuluhan dan pembinaan pengolahan abon.

Kegiatan pengolahan abon dimulai sejak penyuluhan edukasi gizi seimbang untuk efisiensi waktu karena pengolahan membutuhkan waktu hingga satu jam agar ikan kering sempurna. Penanggungjawaban pengolahan abon, yakni Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep. Ikan yang digunakan dalam praktik pembuatan abon ini adalah ikan tenggiri dengan total berat keseluruhan 7 kg. Abon ikan adalah satu alternatif olahan ikan dengan tetap memperhatikan kandungan gizi didalamnya. Tata cara pengemasan produk abon dipandu oleh Nuzul Qur’aniati, S.Kep., Ns., M.Ng., Ph.D, pengemasan produk dari mulai cutting, vacuum dan press. Tim pengabdian juga meninggalkan alat-alat pengemasan untuk dapat dimanfaatkan oleh warga.
Kepada tim, narasumber Ibu Yeni yang hadir menjelaskan bahwa anak-anak sering makan ikan tetapi bosan jika hanya digoreng atau dibakar.

”Kami sebenarnya sering makan ikan tetapi anak-anak kalau hanya makan ikan digoreng atau dibakar ya lama-lama bosan, jadi kalau dibuat abon ikan mungkin anak-anak juga lebih suka dan kami ibu-ibu tidak perlu ribet juga untuk menyiapkan makan dengan tetap memperhatikan gizi seimbang,” ujar Yeni.

Dengan adanya kegiatan ini, tim pengabdian masyarakat berharap pemberdayaan perempuan di Pulau Gili Iyang dapat memberikan dampak positif  bagi kesehatan dan peningkatan perekonomian lokal.

Edukasi gizi seimbang dan pengolahan produk olahan ikan diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menjaga kesehatan keluarga serta memanfaatkan sumber daya alam setempat secara optimal. 

"Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong ibu-ibu di Gili Iyang untuk lebih memahami pentingnya gizi seimbang dan menghasilkan produk olahan bernilai tinggi. Ini adalah langkah awal, dan kami akan terus mendampingi keberlanjutan program ini," ujar Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Keperawatan yang juga sebagai penanggung jawab kegiatan. Kegiatan ini ditutup dengan pembinaan pengemasan produk serta penyerahan alat pengemasan kepada warga setempat. 

"Semoga alat-alat ini dapat membantu warga melanjutkan produksi olahan yang sehat dan bernilai jual tinggi, sehingga ekonomi masyarakat meningkat," harap tim pengabdian FKP dan FPK Unair.

Sementara itu, Sekretaris Desa Banraas H Kahor SPd mengatakan bahwa program ini merupakan kerjasama UNAIR dalam program jangka panjang penanggulangan kasus stunting di desanya.

“Ini bukan program sekali jalan, kami berkomitmen untuk tetap menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk pemberdayaan perempuan di Gili Iyang dalam upaya penanggulangan kasus stunting di desa kami,” ucap H Kahor. (*)

(Elya Arundati/Airlangga Nursing Journalist/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved