Berita Bondowoso

Puluhan WBP Lapas Bondowoso Hapus Tato, Alasannya Malu Sama Anak dan Lupakan Mantan

Sebanyak 49 warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas II B Bondowoso mengikuti penghapusan tato, sejumlah alasan jadi later belakang penghapusan

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
Seorang dokter tengah membersihkan tato narapidana menggunaka laser di salah satu ruangan di Lapas Klas II B 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Sebanyak 49 warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas II B Bondowoso mengikuti penghapusan tato. Ini dilakukan dua tahap, terdiri dari 25 orang di tahap pertama yang sudah dilakukan pada minggu awal Oktober. Dan tahap ke dua ada 24 orang dilakukan hari ini Kamis (24/10/2024).

Menurut Plh Kepala Lapas Bondowoso, Dony Purwanto, ini dilakukan sebagai upaya untuk membantu para WBP agar bisa lebih percaya diri dan memiliki arah baru ketika sudah keluar dari Lapas. Karena selama ini berkembang stigma negatif ketika orang keluar dari Lapas dan punya tato.

"Dua hal ini yang menjadi bagian penting bagi WBP untuk tumbuh bisa jadi lebih baik," jelasnya. 

Selamet Yulianto, Kasubsi Kesehatan Perawatan Lapas Bondowoso, mengatakan, tak ada unsur paksaan atau pun wajib menghapus bagi para WBP. Jadi, pihaknya menawarkan pada WBP dan siapa pun yang mau akan langsung didaftarkan.

Dia menyebut antusias para WBP luar biasa. Karena itulah, untuk berikutnya kerjasama penghapusan tato dengan RS Bhayangkara ini   berkesinambungan.

Sementara ini, baru bisa dilakukan setiap tahapnya 25 orang saja secara gratis."Kita akan berkoordinasi dengan RS Bhayangkara," tuturnya.

Baca juga: Beredar Rekaman CCTV Orang Tak Dikenal Rusak APK Calon Kepala Daerah Pilkada Bondowoso

Desi Indriana P, Perwakilan RS Bhayangkara menjelaskan, penghapusan tato dilakukan dengan metode laser. Jadi, tak bisa satu kali langsung hilang. Sehingga bertahap, maka bisa dilakukan 3 minggu sekali. Adapun masing-masing WBP yang menghapus tato dengan panjang beragam. Maksimal, seukuran KTP.

"Tapi misalkan nanti keluar dari Lapas, kita bisa dlanjutkan di Klinik Polres," tuturnya.

Dia menyebut penghapusan tato ini gratis. Namun, memang perlu dilakukan skrining terlebih dahulu. Di antaranya skrining HIV/AIDS, hepatitis, dan diabetes. "Hasilnya negatif semua," ujarnya.

Rahbini, WBP asal Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, Bondowoso, menceritakan dirinya menghapus tato mantan istrinya di lengan kiri karena kemauan sendiri. Tepatnya, karena merasa sudah move on dari mantan istrinya.

"Saya buat tato ini mulai tahun 2013, sekarang ingin dihapus," tuturnya.

Sementara itu, Faizal, narapidana kasus narkoba asal Bondowoso mengatakan, penyeselannya memiliki tato karena terlihat kotor dan malu pada anaknya. Dulu dirinya memiliki tato karena ikut-ikutan teman. "Malu sama anak," pungkasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved