Berita Bondowoso

Branding Kopi dan Batik Bondowoso Lewat Kompetisi Cup Taste dan Desain

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso Hendri Widotoni, ada 80 peserta dari berbagai wilayah yang ikut dalam kompetisi.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/Sinca Ari Pangestu
Seorang peserta fashion show berlenggak lenggok di Cat Walk depan Monume Gerbong Maut. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Puluhan pencinta kopi mencicipi kopi arabika Ijen dan Sumatera. Mereka tengah mengikuti Cup Taste Coffe dalam rangkaian Festival Kopi dan Tembakau Nusantara (FKN) 2024.

Ada delapan cup kopi Arabika Ijen dan Sumatera yang disuguhkan. Masing-masing diproses dengan cara berbeda. Di antaranya diproses dengan cita rasa Ijen natural, full wash, full wash Ijen ft Sumetara Utara, dan innoculant.

Para peserta kemudian diberi waktu 8 menit untuk memilih rasa yang paling berbeda.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso Hendri Widotoni, ada 80 peserta dari berbagai wilayah yang ikut dalam kompetisi. Mereka berasal antara lain dari Ngawi, Kendal, Sidoarjo, Bondowoso, Jember, dan Kediri.

"Antusiasme sangat tinggi," jelasnya.

Ia menyebut lomba ini merupakan upaya branding kopi Bondowoso. Di sisi lain, kegiatan ini juga untuk menggeliatkan sektor hulu agar para petani kopi di Bondowoso jadi semakin semangat.

"Jadi kita yang di hilir ini untuk menarik yang di hulu," tuturnya.

Ia mengklaim kopi di Bondowoso punya kualitas baik. Namun masih ada tantangan bagi petani kopi Bondowoso untuk urusan pasar.

Di lokasi yang sama juga diselenggarakan lomba fashion show batik yang diikuti oleh 90-an peserta. Mulai dari kategori usia 4-8 tahun,  kategori usia 8-12 tahun, kategori 12 tahun ke atas, serta kategori instansi pemerintahan.

Para peserta bergaya di Cat Walk yang telah disusun rapi di seputaran Monumen Gerbong Maut.

Baca juga: KIPP Siapkan Pendampingan Bagi Pelapor Pelanggaran Pilkada Jember 2024

Para peserta wajib mengenakan batik ciri khas Bondowoso. Mulai dari motif daun singkong, kopi, hingga Ijen Geopark.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso Moelyadi mengatakan,  lomba batik ini dilaksanakan untuk membangkitkan kembali industri batik Bondowoso. Dengan harapan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

"Karena beberapa tahun ini sempat lesu," tuturnya.

Baca juga: Warga Banyuwangi Tewas Setelah Disengat Tawon Gung

Ia menerangkan lomba desain batik juga dilaksanakan dengan diikuti peserta 34 orang. Nantinya, desain pemenang akan dijadikan batik ciri khas Bondowoso.

"Yang selama ini kan kita belum punya ciri khas Bondowoso," terangnya.

Baca juga: Pembunuh Nenek Pemilik Kos di Ngawi Ternyata Juga Tersandung Kasus Penggelapan Puluhan Mobil

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved