Berita Bondowoso

15 Tahun Rusak, Akhirnya Jalan Patemon-Lombok Kulon Bondowoso Kini Jadi Mulus

Setelah 15 tahun jalan penghubung Desa Patemon, Kecamatan Tlogosari ke Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari rusak, akhirnya kini selesai diperbaiki

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
Peresmian pengaspalan halan Patemon-Lombok Kulon oleh Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro, Sabtu (16/11/2024) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Setelah 15 tahun jalan penghubung Desa Patemon, Kecamatan Tlogosari ke Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari rusak, akhirnya kini selesai diperbaiki.

Jalan yang disebut sering seperti kolam ikan saat musim hujan itu, telah diperbaiki dengan anggaran mencapai sekitar Rp 6,7 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) Tahun 2024.

Zainul Muhaimin (27), warga Desa Lombok Kulon menyambut bahagia pengaspalan jalan ini. Karena, sejak dirinya masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar tahun 2009, jalan memang sudah rusak.

"Lumayan dalam lubangnya, terkadang sampai ada sepeda jatuh gara-gara lubangnya besar," urainya.

Ia menjelaskan sebenarnya pernah diperbaiki sebagian.  Namun karena sering dilewati truk tebu jadi kerusakan makin parah.

Karena itulah, jalan yang sekarang sudah mulus disambut bahagia warga. "Pecah telur akhirnya diaspal," terangnya.

Menurut Plt Kepala Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Bina Kontruksi, Anshori, panjang jalan diaspal yakni 4,6 KM. Pengerjaan pengaspalan dilakukan selama empat bulan atau 120 hari.

"Pengerjaannya dilakukan sejak 22 Juli 2024, hingga 19 Oktober 2024," urainya.

Baca juga: Usai Lihat Momen Persib Bandung Juara Liga 1 2023, Tyronne del Pino Ingin Rasakan Hal yang Sama

Ia menerangkan, jalan ini memiliki peran penting sebagai akses utama yang menghubungkan tiga kecamatan sekaligus. Yakni, kecamatan Tlogosari, Pujer, dan Wonosari.

Perihal belasan tahun tak diperbaiki, Anshori mengaku sebenarnya bukan tidak sama sekali diperbaiki.

Beberapa kali diperbaiki, namun karena hanya sekitar 100 meter. Jadi terkesan tidak diperbaiki. Lebih-lebih memang  kerap ditemui truk pengangkut tebu dan kayu yang melebihi tonase. Bahkan pernah ada yang 26 ton atau 18 ton ke atas.

"Harapan kami itu seperti sekarang ini. Lagsung jos, 4 kilo, 5 kilo. Bukan cuma 100 meter, 100 meter," jelasnya.

"Sebenarnya sudah di-spot spot yang dimaksud warga itu. Warga melihatnya pendek-pendek, sementara rusaknya panjang," katanya.

Untuk itulah, BSBK akan bersinergi dengan Forkopimca, dinas terkait termasuk Dinas Perhubungan agar kendaraan tak melebihi tonase. "Pembuatan portal menjadi kewenangan Dishub," urainya.

Ia pun meminta masyarakat untuj aktif melaporkan jika ada kerusakan. Karena, masih ada jangka waktu pemeliharaa sekitar 6 bulan atau 100 hari.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved