Pembunuhan Saksi di Sampang

Tiga Pembacok Saksi Paslon Cabup di Sampang Ditangkap, Terungkap Motif Pembacokan

Ketersinggungan dan termakan informasi hoaks menjadi motif ketiga tersangka melakukan pembacokan saksi calon kepala daerah di Pilkada Sampang

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Tiga orang pelaku pembacokan pendukung sekaligus saksi dari calon kepala daerah di Pilkada Sampang berhasil ditangkap anggota Polda Jatim 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Ketersinggungan dan termakan informasi hoaks menjadi motif ketiga tersangka melakukan pembacokan terhadap pendukung sekaligus saksi dari pasangan calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Sampang 2024, Slamet - Mahfudz di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang, Jawa Timur.

Informasinya, ketiga tersangka tersebut, berinisial FS, AR dan MS. Mereka ditangkap oleh anggota Tim Gabungan dari Polda Jatim dan Satreskrim Polres Sampang, dalam kurun waktu berbeda. 

Dari tangan ketiganya, petugas berhasil menyita tiga bilah celurit berukuran panjang sekitar dua jengkal tangan orang dewasa. 

Celurit itu merupakan senjata yang dipakai ketiga tersangka melukai korban dalam kemelut kejadian di lokasi tersebut pada Minggu (17/11/2024) sore. 

Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan, insiden pembacokan terhadap korban ditengarai karena adanya kesalahpahaman dan hasutan berita bohong. 

Kubu massa dari ketiga tersangka termakan hasutan adanya isu pemukulan yang dilakukan oleh kubu dari korban tewas Jimmy Sugito terhadap kiai mereka, bernama Kiai Hamduddin. 

Padahal isu adanya pemukulan terhadap ulama tersebut, tidak pernah terjadi. 

Sehingga, kubu tersangka sekonyong-konyong melakukan penghadangan dan pengeroyokan disertai pembacokan menggunakan celurit terhadap kubu Jimmy. 

Luka parah disekujur tubuhnya membuat Jimmy meninggal dunia meskipun sudah sempat menjalani perawatan medis di RSUD Ketapang Sampang

Berdasarkan hasil visum dari RSUD Ketapang Sampang, korban mengalami luka bacok pada bagian kepala atas 12 cm, luka bacok pipi kanan sampai leher 21 cm.

Kemudian, luka bacok paha luar kanan 15 cm, luka bacok paha luar kiri enam sentimeter, luka iris lengan kiri tiga sentimeter.

Selanjutnya, luka bacok punggung bagian tengah 10 cm, luka bacok pantat kiri 12 cm, dan luka bacok jempol kiri hampir putus lima sentimeter. 

"Nah tersangka ketiga ini memang termasuk santrinya Kiai Hamduddin. Ketika kiainya mereka dengar, dipukul sehingga mereka spontan mengejar yang diduga dilakukan oleh Jimmy ini yang dianggap memukul jadi begitu kejadiannya. Sudah ada (celurit dibawa 3 tersangka). Iya (sudah disiapkan)," ujarnya dalam pers rilis di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Kamis (21/11/2024). 

Ketiga tersangka bakal dikenakan persangkaan Pasal Pasal 170 Ayat 2 ke-3e KUHP, tentang kekerasan menyebabkan orang meninggal dunia. Ancamannya, pidana penjara maksimal 10 tahun. 

Disinggung mengenai adanya dugaan motif perseteruan berkelindan dengan perbedaan kubu pilihan Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Sampang. 

Baca juga: 10 Hari Usai Menstruasi Waktu Ideal Periksa Payudara untuk Cegah Kanker

Farman cuma menegaskan, hasil penyelidikan kasus yang berhasil dilakukan mendapati adanya motif ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dipicu adanya kabar hoaks terkait pemukulan terhadap figur pemuka agama atau kiai. 

"Ini hasil dari penyelidikan yang kami lakukan dan keterangan ini juga kami dapatkan dari saksi-saksi di sekitar," pungkasnya. 

Bahkan, saat Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto ditanyai mengenai adanya kemungkinan penambahan tersangka lain. Ia belum dapat menjelaskannya, dan memilih bungkam. 

"Sampai sekarang itulah hasil  penyelidikan dan penyidikan," ujar mantan Kapolsek Wonokromo itu, seusai pers rilis di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim. 

Namun, Dirmanto menjelaskan mengenai upaya Polda Jatim dalam mengembalikan kondusivitas di Sampang

Termasuk, upaya pihaknya mengantisipasi adanya aksi balasan susulan atas kejadian pembacokan tersebut. 

Ia menjelaskan, pihaknya sudah menggandeng para tokoh masyarakat dan agama di kawasan Sampang untuk meredam gejolak susulan yang berpotensi terjadi pascakejadian pengeroyokan tersebut. 

"Kita sudah berupaya, semua tokoh-tokoh di sana sudah kami hubungi, sudah kita kumpulkan dan deklarasi itu salah satu upaya kita. Jangan sampai berdampak yang lainnya," katanya. 

Bahkan, sebagai antisipasi keamanan selama jalannya tahapan Pilkada Serentak 2024. Dirmanto menjelaskan, pihaknya sudah mengerahkan sekitar 500 orang personel gabungan dari Brimob, TNI AD dan Marinir. 

"Kapolda sudah menyampaikan di sana. Ada 2 SSK brimob. 2 SSK TNI AD dan 1 SSK Marinir. Rencananya begitu," pungkasnya. 

Sementara itu, TribunJatim.com berupaya bertanya ketiga tersangka dengan pertanyaan mengenai alasannya melakukan aksi penyerangan terhadap korban menggunakan celurit. 

Baca juga: UMR 2025 Bondowoso, Pemkab Komunikasi dengan Serikat Buruh dan Pengusaha

Namun, ketiga tersangka tetap saja bungkam seraya menundukkan kepala selama berjalan menyibak kerumunan belasan orang awak media.

Di lain sisi, dikutip dari TribunMadura.com, kematian Jimmy Sugito Putra, korban pembunuhan oleh sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura menjadi luka terdapat bagi pihak keluarga.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved