Pecahkan Mitos, Hitung Cepat dan Real Count Pilkada Ponorogo Versi ARCI Menangkan Sugiri-Lisdyarita

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Ponorogo - Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) merilis hasil hitung cepat maupun real count Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ponorogo 2024.

Hasil hitung cepat maupun real count menunjukkan bahwa pasangan calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati, Sugiri Sancoko-Lisdyarita unggul.

“Sebenarnya hampir dipastikan mulai kemarin sore bahwa Pak Giri (Sugiri Sancoko) menang. Setelah jam 3 sore kita sudah memastikan kemenangan paslon 02 (Sugiri Sancoko-Lisdyarita),” ungkap Direktur ARCI Baihaki Sirajt, Kamis (28/11/2024).

Menurutnya, saat pukul 15.00 WIB, Rabu (27/11/2024) lalu, paslon dengan sebutan Rilis (Sugiri-Lisdyarita) itu menang di angka 56 persen.

“Kemarin sore hampir 90 persen sampling yang masuk. Dari 1.519 TPS (Tempat Pemungutan Suara) kami mengambil sampling 400 TPS,” ujar Baihaki.

Setelahnya, jelas dia, ARCI melakukan real count. Faktanya bahwa real count yang masuk ke ARCI juga menunjukkan Sugiri Sancoko-Lisdyraita menang.

“Kami barengi real count. Setelah hitung cepat 56 persen. Real count masuk 90 persen TPS, Pak Giri (Sugiri Sancoko) menang 54 persen. Real count maupun hitunng cepat sama-sama menang,” tambahnya.

Dia mengaku bahwa Sugiri Sancoko-Lisdyarita menang di hampir semua kecamatan. “Ada sebagian kalah sedikit. Daerah-daerah tertentu, Kecamatan Ngrayun,” tegasnya.

Secara total bahwa hitung cepat Sugiri Sancoko mendapatkan kemenangan 57 persen sedangkan Ipong Muchlissoni 44 persen. Untuk real countnya Sugiri Sancoko 54 persen sedangkan Ipong Muchlissoni 46 persen.

Baihaki menjelalskan bahwa ARSI beberapa wkatu lalu juga sempat rilis.

Baca juga: Hitung Cepat Pilkada Kota Malang LSI Denny JA: Wahyu Hidayat - Ali Muthohirin Unggul

"Saya sudah katakan Pk Giri pasti menang. Karena posisi pemilu itu diapa-apakan sudah 50 persen. Digoyang apapun paslon 02 pasti menang,” pungkasnya.

Dilihat dari hasil hitung cepat dan real count ARSI, Sugiri Sancoko-Lisdyarita memecahkan mitos.

Mitos tersebut menyatakan bahwa bupati terpilih di Ponorogo bergantian antara wilayah timur dan barat Sungai Sekayu, yang membelah Ponorogo menjadi dua bagian. 

Misalnya, pada Pilkada 2005, Muhadi Suyono yang berasal dari Kelurahan Mangkujayan (etan kali) terpilih sebagai bupati, kemudian digantikan oleh Amin dari Kecamatan Kauman (kulon kali) pada 2010. 

Baca juga: Quick Count Sementara Pilwali Kota Probolinggo, Paslon 03 Klaim Unggul 

Kemudian Pilkada 2015, Ipong Muchlissoni dari Patihan Wetan (etan kali) memenangi kontestasi menggantikan Amin.

Pola ini terus berlanjut hingga Pilkada 2020, di mana Sugiri Sancoko dari Kecamatan Sampung (kulon kali) mengalahkan Ipong Muchlissoni (etan kali).

Lalu juga mitos tidak ada bupati dua periode berturut-turut bisa memimpin bumi reog. Hal tersebut juga terbikti selama 2005 sampai 2020.

Misal, Muhadi yang terpilih pada Pilkda 2005. Namun dia maju kembali sebagai petahana 2010. Namun Muhadi yang kala itu itu berpasangan dengan Yusuf gagal. Waktu itu yang menang adalah Amin berpasangan dengan Yuni Widyaningsih.

Baca juga: Usai Klaim Unggul di Real Count, Kediaman Cabup Rio Masih Sepi

Kemudian 2015 Petahana Amin maju kembali. Saat itu, Amin yang berpasangan dengan Agus Widodo harus mengakui kekalahan. Ipong Muchlissoni bersama Soedjarno menang.

Juga pada 2020 lalu, Ipong Muchlissoni sebagai petahana keok melawan Sugiri Sancoko. Sebenarnya Pilkda 2020 ini adalah pertemuan kedua Ipong dan Sugiri.

Hasil Pilkada 2024 versi ARCI Sugiri Sancoko-Lisdyarita memecahkan mitos bupati gantian etan kali kulon kali dan dua periode berturut-turut.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Pramita Kusumaningrum/TribunJatimTimur.com)