Injil Berbahasa Madura
Puluhan Tahun, Gereja Sumberpakem Jember Gunakan Injil Berbahasa Madura
Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Jember, memiliki injil berbahasa Madura.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Jember, memiliki injil berbahasa Madura.
Umat Nasrani di kawasan Jember Utara ini menggunakan injil berbahasa Madura sudah puluhan tahun. Terhitung sejak 1994.
Pembacaan Injil berbahasa Madura itu dilakukan setiap Minggu ganji, atau ibadah rutinan setiap hari Minggu. Sementara Minggu genap khususnya pada perayaan Natal 2024, penganut Kristen di kawasan Gunung Raung Jember tersebut membacakan Alkitab dalam terjemahan Bahasa Indonesia.
Baca juga: Natal 2024, Ini Harapan Bupati Ipuk Saat Kunjungi Umat Kristiani
Meski demikian sebagian jamaah sempat melantunkan puji-pujian dalam bentuk Bahasa Madura, sebelum pendeta khutbah firman tuhan dalam Alkitab.
Terlihat, nama judul lembaran firman tuhan terjemahan bahasa Madura itu ditulis dengan Alketab, serapan dari kata Alkitab.
Kitab Suci Umat Kristen terjemahan bahasa Madura itu berisi 66 kitab. Mulai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang disusun dalam satu jilid buku tebal.
Kitab itu mengawali firman tuhan berjudul Parjanjiyan Kona (Perjanjian Lama) dimulai dari kadaddiyan (kejadian) hingga Maleakhi.
Baca juga: Tinjau Malam Misa Natal, Wali Kota Pasuruan Pastikan Tempat Peribadatan Kondusif dan Aman
Injil itu juga menceritakan soal Parjanjiyan Anyar (Perjanjian Baru) dimulai dari kabar bagus setotorake Matius (kabar baik yang diucapkan Matius) sampai membahas tentang wahyu.

Estowinarno Komisi Pembinaan Teologia GKJW Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Jember mengatakan, pengunaan injil berbahasa Madura dilakukan sejak 1994.
"Hal itu dilakukan karena di daerah sini kebanyakan orang Madura. Sebelumnya belum ada memang kitab Injil berbahasa Madura," ujarnya.
Menurutnya hal itu bermula dari Lembaga Alkitab Indonesia di Jakarta, menerjemahkan Injil asli berbahasa Ibrani dan Yunani menjadi bahasa Indonesia. Kemudian diterjemahkan lagi ke bahasa daerah.
Baca juga: Pengendara Motor Terluka Tertimpa Pohon Tumbang di Bondowoso
"Oleh Ibu Siti Hasaniyah dari Pamekasan, saat itu beliau mengirim teks Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam bentuk bahasa Madura kepada saya, sebagai tim pengedit. Hingga akhirnya jadilah Injil berbahasa Madura," kata Winarno.
Winarno mengatakan, pengunaan Injil Berbahasa Madura sengaja dilakukan. Supaya masyarakat Jember Utara jemaat GKJW ini mudah memahami ajaran Agama Kristiani.
"Seiring perkembangan zaman, banyak pendatang baru yang tidak menguasai bahasa daerah. Akhirnya pengunaan Injil Berbahasa Madura saat Minggu Ganjil saja, supaya jamaat baru dari luar daerah bisa belajar dan beradaptasi," ulasnya.
Pria berambut putih ini mengunakan Gereja Umat Nasrani di Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe mulai dirintis sejak 23 Juli 1882. Pendeta pertama yang dibaptis adalah Pak Bing, warga asal Pulau Madura.
Baca juga: Puluhan Rumah Warga di Tiga Dusun Terendam dan Satu Jembatan Hanyut Akibat Banjir Bandang Situbondo
"Warga Madura yang pertama kali dibaptis. Bangunan gereja berdiri pada tahu 1889. Sebelum jadi gereja, bangunan ini digunakan untuk poli klinik dan sekolah dasar," kata Winarno.
Pendeta GKJW Sumberpakem Kukuh Christanto Tripangabdi mengatakan, Injil berbahasa ini memang tidak pernah di pakai oleh umat Kristen di Pulau Madura.
"Karena umat Kristen di Madura rata-rata bukan asli orang Madura. Mereka kebanyakan pendatang kebetulan tinggal di Pulau Madura karena pekerjaan," imbuhnya.
Sementara di kawasan Jember Utara, kata dia, kebanyakan pendatangnya dari Suku Madura yang bekerja di perkebunan kopi dan tebu pada zaman penjajahan Belanda.
Baca juga: Angin Puting Beliung Hancurkan Rumah Warga di Jombang
"Gereja ini kebetulan dulu adalah klik perkebunan milik orang Belanda bernama Gaeacer. Nah pembantunya Gaeacer itulah yang menjadi Kristen pertama di sini," ucap Kukuh.
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.