Kecelakaan Bus RS Bina Sehat

Kecelakaan Bus Probolinggo Bikin Wisatawan Trauma, Orderan Bus dan Tour Guide Jember Banyak Dicancel

Kecelakaan maut bus di jalur Bromo Probolinggo membuat banyak wisatawan membatalkan rencana perjalanan, sehingga berdampak pada para pelaku wisata.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
Satlantas Polres Probolinggo
RINGSEK : Kondisi bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025). Dari 52 penumpang, 8 meninggal dunia dan 44 orang luka-luka. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Kecelakaan maut bus pariwisata yang membawa rombongan pegawai RS Bina Sehat Jember di jalur wisata Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berdampak besar terhadap sektor pariwisata di Jember.  Sejumlah pemandu wisata dan pemilik PO bus pariwisata di Jember, mengaku banyak orderan dibatalkan usai kecelakaan tersebut.

Ketua Astana Pariwisata Tapal Kuda (Asparta) Jember, Ahmad Imron Rosyadi, menjelaskan hampir semua pesanan tur wisata untuk September 2025 terpaksa dibatalkan.

“Jumlahnya banyak, bahkan hampir semua PO Bus orderan dibatalkan. Tinggal kalikan berapa bus yang mereka cancel,” ujar Ahmad seusai doa bersama untuk korban kecelakaan Bromo, Jumat (19/9/2025).

Sebelumnya bus rombongan pegawai Rumah Sakit Bina Sehat Jember, mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang dari wisata Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025). 

Akibat kecelakaan tersebut 9 orang meninggal dunia, dan puluhan penumpang lainnya terluka. Bus mengalami kecelakaan setelah mengalami rem blong di jalan menurun jalur Gunung Bromo. 

 Baca juga: Batal Ikut Wisata karena Anak Sakit, Teguh Selamat dari Kecelakaan Maut Probolinggo

Usai kejadian tersebut, menurut Imron, banyak orderan bus dan pemandu wisata yang dicancel. Hal ini membuat pelaku wisata di Jember merugi.

Imron mengatakan rata-rata satu bus pariwisata bisa menampung sekitar 50 penumpang. Dengan banyaknya pembatalan, kerugian yang dialami para penyedia jasa juga tidak sedikit.

“Dampaknya banyak PO bus tidak kerja, dan sepi,” tambahnya.

Ahmad juga menyebut pentingnya jalur darurat di kawasan wisata ekstrem seperti Bromo. Menurutnya fasilitas itu bukan hanya dibutuhkan di Bromo, tetapi juga di kawasan lain seperti Kawah Ijen dan Piket Nol.

Baca juga: Betty, Korban Kecelakaan Bus Probolinggo yang Cedera Otak Meninggal, Korban Tewas jadi 9 Orang

“Jalur darurat sangat diperlukan bukan hanya untuk Bromo, tapi juga destinasi dengan jalur ekstrem lainnya,” jelas Ahmad.

Hal serupa dialami oleh Satino, pengurus PO Bus Kamilah di Jember. Satino mengaku sedikitnya 10 orderan perjalanan wisata pada bulan dibatalkan oleh konsumen.

“Ada trip Bromo batal, ada juga yang rencana ke Yogyakarta dibatalkan. Setelah kecelakaan Bromo, mereka langsung gagalkan perjalanan,” ungkap Satino.

Akibat pembatalan tersebut tiga bus pariwisata miliknya tidak beroperasi selama sepekan.

Baca juga: Perawat Korban Kecelakaan Bus Probolinggo Alami Cedera Otak Berat

“Alasan mereka rata-rata karena takut. Meskipun kami sudah menjelaskan soal keamanan, tapi kalau orang sudah trauma, susah,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved