Penyakit Mulut dan Kuku

Dampak PMK, Harga Sapi di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar Turun Rp 2 Juta/Ekor

Merebaknya kembali wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak membuat aktivitas perdagangan di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar, menurun

Editor: Sri Wahyunik
TribunMataraman.com/Samsul Hadi
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan pada sapi di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar, Sabtu (4/1/2025). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BLITAR - Merebaknya kembali wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak membuat aktivitas perdagangan di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar, menurun.

Jumlah sapi yang diperdagangkan di Pasar Hewan Dimoro saat hari pasaran Jawa, Pon dan Legi turun drastis.

Tak hanya itu, harga jual sapi juga ikut turun dampak meningkatnya kembali wabah PMK di Jawa Timur.

Sekadar diketahui, kasus PMK pada hewan ternak sempat menyerang pada 2022 lalu.

Salah satu peternak, Abdul Rokim mengatakan kondisi perdagangan sapi di Pasar Hewan Dimoro sepi sejak tiga pekan ini.

Aktivitas perdagangan sapi di Pasar Hewan Dimoro sepi karena dampak merebaknya wabah PMK.

"Sudah tiga minggu ini Pasar Hewan Dimoro sepi. Jumlah sapi yang diperdagangkan turun drastis. Karena peternak khawatir dengan kasus PMK yang kembali naik," kata Abdul Rokim, Sabtu (4/1/2025).

Menurut Rokim, harga juga sapi juga turun sekitar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per ekor dampak naiknya kembali kasus PMK.

Sapi yang biasanya harga Rp 8 juta, sekarang turun menjadi Rp 6 juta.

Baca juga: Kasus Penemuan Bayi di Jember, Polisi Tes DNA dengan Terduga Ibu

"Harga jual sapi juga turun. Makanya, sementara peternak tidak menjual dulu sapinya," ujar warga Garum, Kabupaten Blitar, itu.

Rokim masih punya lima ekor sapi di rumahnya. Ia juga belum berniat menjual sapi miliknya karena harganya masih turun.

"Alhamdulillah, sapi saya sehat. Saya beri empon-empon. Tapi, kami, peternak juga khawatir dengan kasus PMK ini," katanya.

Kepala Disperindag Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan jumlah sapi yang masuk di Pasar Hewan Dimoro memang turun drastis dengan merebaknya kembali kasus PMK.

Kondisi normal, jumlah sapi yang masuk di Pasar Hewan Dimoro saat hari pasaran Pon dan Legi bisa lebih 500 ekor.

Sekarang, jumlah sapi yang diperdagangkan di Pasar Hewan Dimoro tiap hari pasaran hanya sekitar 100 ekor.

"Hari ini sudah mulai banyak lagi sapi yang masuk di Pasar Hewan Dimoro. Ada sekitar 200 ekor. Dua minggu sebelumnya, hanya ada 100 ekor sapi yang masuk di Pasar Hewan Dimoro," katanya.

Baca juga: Banyuwangi Jadi Tuan Rumah untuk Dua Grup Liga 4 Jatim, Dua Lapangan Ini Jadi Lokasi Tanding

Ditanya apakah ada rencana penutupan sementara pasar hewan untuk mencegah penyebaran kasus PMK, Hakim menjawab masih menunggu instruksi dari provinsi.
Sampai sekarang belum ada perintah dari provinsi untuk menutup sementara pasar hewan untuk mencegah penyebaran kasus PMK.

"Soal penutupan pasar hewan, kami masih menunggu kebijakan dari provinsi. Sekarang, kami koordinasi dengan DKPP untuk pencegahan penyebaran kasus PMK di pasar hewan," ujarnya.

Seperti diketahui, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar menggelar pemeriksaan kesehatan sapi untuk mencegah penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Dimoro, Sabtu (4/1/2025).

Kasus PMK pada sapi di Kota Blitar juga meningkat di awal 2025 ini. Saat ini, ada 18 kasus PMK dan satu ekor sapi mati akibat PMK di Kota Blitar


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved