Ketua Dewan Pers Sebut AI Jadi Ancaman Mutu Informasi Publik

Meski merupakan mitra pers dalam mendistribusikan informasi, tapi kehadirannya juga berpotensi menciptakan informasi yang tidak terverifikasi.

Editor: Haorrahman
Tribunnews.com/Fersianus Waku
DEWAN PERS - Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, saat ditemui seusai acara serah terima jabatan (Sertijab) Anggota Dewan Pers di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu (14/5/2025). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jakarta – Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, mengatakan maraknya konten digital yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) menjadi ancaman serius bagi dunia pers dalam menjaga kualitas informasi di ruang publik.

“Sebagian besar konten yang beredar saat ini, terutama di YouTube, TikTok, dan platform media sosial lainnya, lebih banyak mengejar sensasi dan keuntungan finansial, bukan kualitas atau kebenaran informasi,” ujar Komaruddin dalam sambutannya seusai acara serah terima jabatan Anggota Dewan Pers di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Ia mengatakan meskipun teknologi digital dan media sosial merupakan mitra pers dalam mendistribusikan informasi, tapi kehadirannya juga berpotensi menciptakan informasi yang tidak terverifikasi.

Baca juga: Persib Bandung Bakal Ucap Wilujeng Sumping? 1 Bintang Disebut 78 Persen Gabung, Arema FC Gigit Jari

“Banyak yang spirit-nya hanya jual sensasi. Mencari follower, monetisasi, dan kadang-kadang isinya sampah-sampah,” lanjutnya.

Komaruddin menggambarkan situasi ini sebagai bentuk baru dari kolonialisme digital—suatu kondisi di mana algoritma dan teknologi menyerang pola berpikir dan berperilaku masyarakat. 

“Yang diserang sekarang itu adalah pemikiran dan perilaku masyarakat. Ini yang disebut digital colonialism. Algoritma mengarahkan perilaku kita. Sekarang kita melihat dunia tergantung apa kata handphone,” tegasnya.

Baca juga: Komaruddin Hidayat Pimpin Dewan Pers 2025–2028, Berikut Susunan Lengkap Kepengurusannya

Menghadapi tantangan ini, Komaruddin mengajak semua pihak erlibat aktif dalam mendidik publik dan membersihkan ruang digital dari konten-konten yang hanya sensasional.

“Dewan Pers, guru, pendidik, juga media sosial harus bekerja sama. Pertama, untuk mendidik masyarakat. Kedua, untuk melakukan cleansing—membersihkan pikiran pikiran, sampah-sampah yang mengganggu, komunikasi wacana kita, banyak sekali," jelasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved