Berita Tulungagung
Jelang Idul Adha, Penjualan di Pasar Hewan Terpadu Tulungagung Masih Normal
Belum ada kenaikan harga yang signifikan, maupun peningkatan permintaan. Kambing yang paling banyak dicari justru ukuran besar.
Penulis: David Yohanes | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Tulungagung - Penjualan kambing di Pasar Hewan Terpadu (PHT) Kabupaten Tulungagung masih normal, pada pasaran Pahing Jumat (30/5/2025).
Belum ada kenaikan harga yang signifikan, maupun peningkatan permintaan. Kambing yang paling banyak dicari adalah yang berukuran besar, dengan harga di atas 2 juta.
"Yang harga Rp 2,5 juta masih sepi peminatnya. Sementara yang Rp 3 juta ke atas barangnya sedikit," ucap Wachid, salah satu pedagang kambing dari Kalidawir.
Baca juga: BPBD Kesulitan Cari Tas Milik Wisatawan Asal Semarang yang Hilang Usai Tenggelam di Telaga Sarangan
Wachid mengaku bawa 4 ekor kambing rata-rata seharga Rp 2,5 juta. Hingga menjelang penutupan pasar, belum ada satu ekor pun yang laku.
Namun ia mengaku telah banyak penerima pesanan kambing kurban di rumahnya.
"Kalau pesanan di rumah sudah banyak yang masuk. Sekarang sudah nyetok," katanya.
Dia mengakui, rata-rata permintaan memang ukuran di atas Rp 3 juta. Sementara para pedagang jarang yang membawa kambing di ukuran ini.
Karena itu, untuk memenuhi pesanan, Wachid mengaku harus mencari dari kandang ke kandang.
Baca juga: Mulai Kapolda hingga Presiden Prabowo Beli Sapi Kurban di Peternakan Mojokerto
"Memang harus langsung ke peternaknya. Mungkin mereka juga malas bawa kambing ke pasar, karena butuh ongkos," tambahnya.
Saat menjelang Idul Adha seperti saat ini, kambing-kambing yang siap dikurbankan yang paling banyak dicari.
Sementara setelah Idul Adha, kambing-kambing bahan untuk penggemukan lebih banyak dicari.
Untuk memenuhi permintaan kambing kurban, Wachid mendatangi setiap pasar kambing saat pasaran.
"Jadi tidak hanya di sini (PHT). Kan banyak pasar kambing di kecamatan-kecamatan," tandasnya.
Sementara pedagang sapi, Sumidi (65) asal Ngantru mengaku dagangannya laris menjelang Idul Adha.
Dari 9 ekor sapi yang dibawanya, 7 ekor di antaranya laku terjual.
Harganya sapi per ekor pun sudah naik antara Rp 2 juta hingga Rp 4 juta.
Baca juga: Siswa SMK di Malang Dihajar dan Dibiarkan Terkapar Sendirian di Jalan Andalas Tengah
Ia mencontohkan, sapi seharga Rp 28 juta sekarang laku terjual Rp 32 juta.
Bahkan sapi bahan penggemukan seharga Rp 8 juta harganya juga naik menjadi Rp 10,3 juta.
"Kalau tidak menjelang Idul Adha tidak mungkin harganya naik segitu. Penjualannya juga tidak sebanyak ini," katanya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(David Yohanes/TribunJatimTimur.com)
Bulog Tulungagung Lacak Penjualan Beras Bantuan Pangan Lewat Media Sosial |
![]() |
---|
Bebas Bersyarat, Napiter Gunawan Dwi Rianto Siap Kembali ke Masyarakat Usai Ikrar Setia ke NKRI |
![]() |
---|
Akan Ditetapkan jadi Benda Cagar Budaya, Pemkab Tulungagung Kaji Asal Usul Tombak Kanjeng Kiai Upas |
![]() |
---|
Tombak Kembali Sendiri dan Deretan Pusaka Langka, di Festival Budaya Spiritual Tulungagung |
![]() |
---|
Ada Keris Milik Presiden Prabowo di Festival Budaya Spiritual Tulungagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.