Pembacokan Jember
Terbaring di RS, Korban Selamat Pembacokan Jember Mulai Pikirkan Biaya Operasi dan Pengobatan
Kakek umur 65 tahun tersebut sebelumnya dibacok oleh keponakannya bernama Iman Nurhakiki, ketika berusaha menghalangi tersangka membacok ayah kandung.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Kondisi Sanimin, salah satu korban pembacokan yang selamat di Desa/Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai membaik.
Kakek umur 65 tahun tersebut sebelumnya dibacok oleh keponakannya bernama Iman Nurhakiki, ketika berusaha menghalangi tersangka membacok ayah kandungnya, Imam Syafii, Selasa malam (10/6/2025).
Pria yang bekerja sebagai kuli bangunan tersebut masih berbaring di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung, Jember usai menjalani operasi, Jumat (13/6/2025).
Baca juga: Puluhan Guru Honorer di Bojonegoro jadi Korban Penipuan PPPK
Nampak, kepala korban masih ditutupi kain perban warna putih selama masa pemulihan usai menjalani operasi, akibat dibacok celurit oleh keponakannya.
Selama tiga hari di rawat di rumah sakit, Saniman ditemani istrinya, Sholiha. Saat ditemui Tribun Jatim Network, laki-laki ini hanya berbaring di tempat tidur rawat inap, dan hanya sedikit bicara kepada para pembesuk.
"Setelah operasi, masih ngelu (pusing)," kata Sanimin.
Dia mengaku tidak menghitung jumlah bacokan yang ditebaskan oleh keponakannya, karena kejadian tersebut berlangsung cepat.
"Dibacok pakai arit (sabit)," ucapnya.
Dia mengaku mencoba melerai tersangka ketika membacok ayah kandungnya.
Baca juga: 103 Minimarket di Surabaya Masih Disegel Lahan Parkirnya
"Karena adik saya (Imam Syafii) sudah jatuh di lantai saat dibacoki, saya melerai tapi saya malah diserang," kata Sanimin.
Setelah menyerang pamannya dengan sabit, tersangka kembali menghampiri ayah kandungnya yang sudah jatuh dan berlumuran darah.
"Berapa kali pelaku membacok, saya tidak tahu, yang jelas celurit tersebut diarahkan ke bagian kepala," kata Sanimin sambil mengelus kepalanya yang diperban.
Mendengar kabar tersangka dan korban meninggal dunia, Senimin mengaku tidak berharap apapun. Ia hanya ingin bisa segera keluar dari rumah sakit.
Baca juga: 357 Jemaah Haji Trenggalek Tiba, Satu Masih Tertinggal di Arab Saudi
"Harapannya, semoga dikasih keringanan biaya sama rumah sakit," ungkapnya.
Sholiha, Istri Sanimin mengungkapkan biaya perawatan dan operasi kepala di rumah sakit tidak ditanggung Badan Penyenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Katanya tidak boleh, karena bukan pasien biasa, tetapi pasien yang terlibat kasus pidana," tambahnya.
Perempuan berhijab tersebut mengungkapkan biaya perawatan dan operasi di rumah sakit milik pemerintah itu, diperkirakan lebih dari Rp 10 juta.
"Ini anak saya masih cari uang, sudah setengah hari tidak ke sini tadi. Cari uang (pinjaman) mungkin belum ketemu," imbuhnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.