Porprov IX Jatim 2025

Anggaran Besar Tapi Prestasi Jeblok di Porprov, KONI Sidoarjo Dikuliti 

Sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) mengeluhkan kinerja KONI Sidoarjo saat hearing bersama Komisi D DPRD Sidoarjo, Kamis (10/7/2025).

Penulis: Mohammad Taufik | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Mohammad Taufik
HEARING: Sejumlah pengurus Cabang Olahraga di Bawah KONI Sidoarjo saat hearing dengan Komisi D DPRD Sidoarjo, Kamis (10/7/2025). Mereka ramai-ramai mengadu ke dewan terkait kondisi pelaksanaan Porprov 2025. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SidoarjoKONI Sidoarjo dikuliti usai babak belur di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, yang digelar di Malang Raya. Dengan anggaran yang besar Rp 16,5 miliar tahun ini, Sidoarjo hanya finish di peringkat tiga dan gagal mempertahankan posisi runner-up.

Sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) mengeluhkan kinerja KONI Sidoarjo saat hearing bersama Komisi D DPRD Sidoarjo, Kamis (10/7/2025).

Seperti Indrawan, perwakilan dari Cabor Karate yang kecewa karena Ketua KONI Sidoarjo tidak pernah hadir selama pelaksanaan Porprov berlangsung.

“Selama Porprov di Malang, saya tidak pernah melihat Ketua KONI datang untuk mendukung para atlet. Padahal, kehadiran pimpinan bisa menjadi bentuk dukungan moral yang sangat berarti bagi para atlet yang sedang berjuang,” katanya.

Ika Adinda dari Cabor Gulat, mengatakan minimnya fasilitas latihan menjadi kendala serius yang menghambat performa atlet.

Baca juga: Dinsos Jawa Timur Bantu Pemulangan Empat Mahasiswa dari Iran, Asal Bangkalan dan Sidoarjo

“Kami bahkan tidak punya tempat fitnes yang layak, padahal alat angkat besi sangat penting untuk membangun kekuatan fisik. Sementara daerah lain menjalani TC (Training Center) selama enam bulan, kami hanya tiga bulan,” jelas Ika.

Tak hanya itu Ika mengatakan asuransi BPJS hanya bisa digunakan saat pertandingan saja, tidak bisa digunakan saat latihan. Ini membuat keterlambatan penanganan cedera yang dialami atlet saat sesi latihan.

“Ada atlet kami yang cedera bahu saat latihan, tapi tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan karena BPJS hanya berlaku saat tanding. Kami harap ada klinik khusus atlet agar penanganan cedera bisa lebih cepat dan layak,” tambahnya.

Baca juga: Seorang Remaja di Sidoarjo Dipukuli Komplotan Pemuda, Dituduh Gengster

Pertemuan dengan para pengurus cabor tersebut merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh yang digelar Komisi D DPRD Sidoarjo. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab kegagalan kontingen Sidoarjo dalam mencapai target di Porprov 2025, meskipun telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 16,5 miliar untuk KONI tahun ini.

Dari 1.322 atlet yang dikirim untuk bertanding di 67 cabang olahraga, Sidoarjo hanya mampu meraih 636 poin dengan rincian 87 medali emas, 87 perak, dan 116 perunggu.

Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori, menilai lemahnya komunikasi dan dukungan dari pengurus KONI menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya performa atlet.

“Ketua-ketua cabor merasa seperti berjalan sendiri, seolah tidak memiliki induk. Ini karena minimnya perhatian dari KONI. Harus ada pembenahan,” ujar Dhamroni, politisi dari PKB itu.

Baca juga: Modal Tusuk Gigi dan Korek Kuping Bobol ATM, Gasak Rp10 Juta dari Guru Muda di Sidoarjo

Ia juga menyoroti masalah pencairan anggaran yang belum sepenuhnya terealisasi, sehingga beberapa cabor harus menalangi dana lebih dulu untuk kebutuhan operasional mereka.

“Ada anggaran yang hingga saat ini belum cair. Ini tentu menjadi catatan penting yang perlu ditelusuri lebih dalam,” lanjutnya.

Komisi D akan menjadwalkan pemanggilan resmi terhadap jajaran KONI Sidoarjo dalam waktu dekat. 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved