Pelabuhan Ketapang Macet

Pemprov Usulkan Aktivasi Pelabuhan Jangkar-Gilimanuk, Urai Kemacetan di Pelabuhan Ketapang

Pemprov mengusulkan pengaktifan Pelabuhan Jangkar di Situbondo menuju Gilimanuk, Bali, membantu mengurai kepadatan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Fatimatuz Zahro
KADISHUB JATIM: Kadishub Jatim Nyono saat diwawancara media, Sabtu (26/7/2025) malam. Pemprov Jatim mengusulkan pengaktifan Pelabuhan Jangkar di Situbondo untuk membantu mengurai kepadatan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Kemacetan panjang yang terjadi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, mengusulkan pengaktifan Pelabuhan Jangkar di Situbondo menuju Gilimanuk, Bali, membantu mengurai kepadatan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Nyono, menjelaskan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, telah mengirimkan surat resmi kepada Kementerian Perhubungan, untuk meminta segera dilakukan penambahan armada kapal yang melayani penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, dan mengusulkan pengaktifan Pelabuhan Jangkar di Situbondo untuk membantu mengurai kepadatan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang.

Baca juga: Potensi Inter Milan Adu Sikut dengan 4 Raksasa Eropa di Bursa Transfer, Eks AC Milan Sebabnya

"Pelabuhan Jangkar bisa dimanfaatkan untuk mengurangi beban di Ketapang, tapi kita perlu memodifikasi pengelolaannya. Truk dengan beban lebih dari 40 ton harus melalui jembatan timbang di Sedarum, Pasuruan, sebelum diarahkan ke Jangkar," kata Nyono, Minggu (27/7/2025).

Menurut Nyono, Pemprov Jatim juga meminta Kementerian Perhubungan untuk menambah kapal berkapasitas besar yang dapat melayani dermaga LCM (Landing Craft Machine) di Pelabuhan Ketapang. “Kami mengusulkan penambahan armada kapal berkapasitas besar untuk membantu mengatasi antrean panjang,” ujar Nyono.

Nyono mengatakan Pelabuhan Jangkar di Situbondo dimanfaatkan sebagai pelabuhan alternatif, dan diharapkan bisa mengurangi kepadatan di Pelabuhan Ketapang, terutama dengan menyaring truk bertonase di bawah 40 ton untuk melewati Pelabuhan Jangkar.

Baca juga: Jelang Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Pemkab Gelar Khotmil Quran Serentak

Nyono menegaskan bahwa meskipun Pemprov Jatim tidak bertanggung jawab langsung atas kemacetan tersebut, masalah ini tetap berdampak besar terhadap arus logistik dan mobilitas warga Jatim. Oleh karena itu, Pemprov merasa perlu mengajukan solusi segera kepada Kementerian Perhubungan.

Masalah kemacetan ini muncul akibat berkurangnya jumlah kapal yang beroperasi setelah peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 2 Juli 2025, setelah evaluasi keselamatan.

Akibat penurunan jumlah kapal dan kapasitas angkut yang berkurang, antrean panjang di Pelabuhan Ketapang semakin parah, terutama untuk truk-truk bertonase berat. Antrean ini bahkan mencapai puluhan kilometer, baik di Pelabuhan Ketapang maupun di Gilimanuk. Kapal-kapal LCT kini harus mengangkut truk-truk besar, yang membutuhkan waktu lebih lama dalam proses bongkar muat, sehingga memperpanjang waktu tunggu.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved