Berita Surabaya

UPDATE Sejoli Perawat dan Pengusaha yang Ditemukan Tewas di Surabaya, Menikah Siri Sejak 2024 

Editor: Sri Wahyunik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

EVAKUASI JENAZAH - Dua orang sejoli ditemukan tewas tergeletak di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang. Penyebab kematian keduanya masih misteri dan dalam penyelidikan polisi.

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Sejoli yang ditemukan tewas di sebuah kamar rumah kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang, sudah berstatus sebagai pasangan suami istri siri, dan berencana menikah pada tahun ini.

Informasinya, kosan yang menjadi lokasi penemuan jasad tersebut, disewa sejak awal tahun 2024 oleh korban wanita, berinisial NA (31) warga Tunggunjagir, Mantup, Lamongan, yang diketahui berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta Kota Surabaya.

Sedangkan, pasangan prianya, berinisial LH (31) warga Palenggaan, Pamekasan, yang diketahui bekerja sebagai pengusaha, pekerja kreatif desain dan juga sedang menempuh pendidikan strata satu jurusan hukum di sebuah kampus swasta Kota Surabaya. 

Hal tersebut disampaikan oleh teman dekat korban LH, Hamdan Muafi (29), saat ditemui TribunJatim.com di balai pertemuan kawasan Wonocolo, Surabaya, pada Jumat (11/4/2025) siang. 

Bahwa, LH serta NA sudah menikah secara siri di kediaman si wanita Kabupaten Lamongan, pada November 2024 silam. 

Dan, semenjak saat itu, keduanya memutuskan tinggal bersama di kosan yang menjadi lokasi kejadian perkara tersebut. 

"(Nikah siri) Sejak November 2024. Iya (sejak saat itu mereka tinggal bersama). Sebelum itu, dia tinggal sama kita, teman-teman kita. Ada yang namanya Faisol, ada Muslim. Lalu saat dia nikah siri, akhirnya pindah tempat tinggal dia pindah dengan istrinya," ujarnya. 

Baca juga: Sebelum Kecelakaan Maut di Gresik, Salah Satu Korban Asal Tuban Mimpi Bersihkan Pohon Pisang

Namun, perlu diketahui, lanjut Muafi, sebelum menikah secara siri, keduanya sudah menjalin hubungan asmara selama kurun waktu dua tahun. 

Bahkan ia juga mengetahui jika Korban NA berprofesi sebagai perawat melalui cerita yang disampaikan Korban LH semasa hidup.

Termasuk melihat konten medsos pribadi milik Korban LH yang mengekspos kemesraan hubungan mereka secara berkala. Seperti saat keduanya sedang berkunjung ke tempat wisata atau tempat tongkrongan. 

"Sudah 1,5-2 tahun. Saya juga tahu kalau profesi si ceweknya juga perawat. Sering dibuat story dan segala macam. Suka diajak jalan-jalan," jelasnya. 

Muafi menambahkan, berdasarkan informasi yang pernah didengarnya dari Korban LH, bahwa keduanya telah merencanakan menggelar resepsi pernikahan dalam waktu dekat pada tahun 2025. 

Hanya saja, ia tidak mengetahui secara pasti tanggal dan waktu pelaksanaan pernikahan mereka. 

Namun, ia menambahkan, Korban LH sudah berusaha mempersiapkan pelaksanaan pernikahan tersebut, sejak beberapa waktu lalu. Termasuk menabung untuk keperluan pesta dan hal ikhwalnya. 

"Selanjutnya, curhat teman saya ini, sehari sebelum kejadian, bahwa teman saya ini akan melangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Artinya dia mau menikah, dan sudah mendapatkan tanggal yang bagus, tahun ini. Tapi saya enggak tahu detailnya. Dan dia sudah menabung agar dapat menikah tahun ini,"  ungkapnya. 

Baca juga: Susah Cari Kerja, Pasangan Kekasih di Jember Live Streaming Adegan Syur Lewat Aplikasi Dewasa

Disinggung mengenai adanya firasat yang menandai kepergian Korban LH. Maufi menampiknya. Ia merasa tidak memperoleh adanya firasat atau keanehan apapun yang menandai kepergian sang teman. 

Bahkan, dirinya sendiri juga baru mengerti jikalau jenazah pria yang ramai dan santer diberitakan melalui berbagai platform media mainstream kemarin, merupakan temannya, setelah dimintai tolong oleh keluarga besar dari Korban LH di Pamekasan, untuk memastikan kabar tersebut. 

Muafi diutus oleh kerabat korban LH di Pamekasan untuk memeriksa jenazah yang dievakuasi ke kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya. Setelah melihat langsung ciri-ciri jenazah, ternyata memang benar bahwa jenazah tersebut merupakan jenazah temannya Korban LH. 

"Baru setelah itu, ada keterangan dari pihak keluarga minta saya untuk dicarikan informasi lebih lanjut; apakah ini berita ini benar korban adalah keluarga mereka," katanya. 

Akhirnya, saya cek, melalui beberapa media. Ciri-cirinya benar, dan memang saya tahu juga si cewek. Setelah saya selidiki, ternyata 90 persen mirip, setelah itu, saya ke RS Bhayangkara untuk memastikan," tambahnya. 

Muafi mengaku terpukul mendapati kenyataan tersebut bahwa sang teman dekat yang sudah dianggapnya sebagai keluarganya harus bernasib nahas seperti itu. 

Padahal, sehari sebelumnya, yakni sekitar pukul 16.00 WIB, pada Rabu (9/4/2025) dirinya dengan Korban LH sempat nongkrong di sebuah warkop kawasan Kelurahan Margorejo, Wonocolo, Surabaya. 

"Itu dia. Sama sekali gak ada. Karana saya terakhir kali komunikasi dengan dia, saya berpisah dari tongkrongan ngopi jam 16.00 rabu, dan besoknya dia sudah gak ada. Saya ketemu terakhir di warkop kawasan Margorejo," jelasnya. 

Baca juga: Tujuh Hari Digelar, Seblang Olehsari Bawa Berkah Bagi Pelaku UMKM Banyuwangi

"Bahkan saat momen mudik lebaran. Dia selalu tanya ke saya; kapan balik ke Surabaya. Saya kan mudik di Madura. Dia tanya saya kapan balik ke Surabaya, biar bisa ngopi," tambahnya. 

Hingga jenazah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada pihak keluarga para korban di Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada pukul 00.00 WIB, pada Jumat (11/4/2025). Muafi mengaku, dirinya belum mengetahui penyebab meninggalnya kedua orang korban di kamar kosan tersebut. 

"Saya terakhir mendampingi sampai di RS Bhayangkara, belum ada informasi apapun. Masih penyelidikan. Lebih lengkap tanya pihak kepolisian," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, sepasang suami istri berstatus siri yang ditemukan tewas di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 13.10 WIB, kedua mayat dievakuasi oleh petugas medis dan anggota kepolisian dari lokasi kamar kosan ke dalam dua mobil ambulan yang berbeda. 

Kemudian, anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP di dalam kamar kosan untuk mengumpulkan barang bukti. Lalu, memasang garis batas Polisi di area lorong kamar korban. 

Terpantau, petugas kepolisian mengamankan satu barang bukti yang diwadahi kotak boks berwarna cokelat. 

Lalu, ada juga barang bukti barang bawaan korban yang dibawa menggunakan kantung plastik transparan.

 Nah, Anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya juga melakukan olah TKP serta memeriksa kondisi kendaraan yang dimiliki kedua korban. 

Korban LH berkunjung ke kosan pacarnya, NA mengendarai Motor Honda Revo bernopol B-4580-FFU, yang diparkir di area dalam parkiran kosan. 

Sedangkan, Korban NA memiliki mobil KIA Picanto berbodi warna merah, bernopol W-1029-TV yang terparkir di depan pagar utama sisi timur bangunan kosan dua lantai tersebut. 

Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi tidak menjelaskan secara detail mengenai sejumlah temuan barang bukti di dekat jasad kedua korban yang tergeletak di kamar kosan tersebut. 

Termasuk, juga mengenai temuan adanya alat suntik serta dua botol ampul yang teronggok di dekat jasad keduanya. Ia enggan membeberkannya, dan lebih menunggu hasil akhir dari proses olah TKP dan autopsi kedua jasad korban di Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya. 

"Untuk itu kami masih menunggu hasil. Kami belum bisa menyampaikan," ujar Haryoko, disela mendampingi Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP, pada Kamis (10/4/2025). 

Baca juga: AKBP Rezi Dharmawan, Jadi Polisi Ingin Meneruskan Pengabdian Ayah Melayani Masyarakat

Haryoko menjelaskan, kedua korban baru diketahui meninggal dunia di dalam kamar kosan tersebut, setelah didatangi oleh salah satu kerabat korban wanita, yakni Nur Aprilianti. 

Kemudian, saksi penemu pertama itu, melaporkan temuan tersebut ke pihak pengelola kosan, warga setempat, dan temannya yang tinggal di Surabaya. Lalu laporan tersebut dilanjutkan kepada pihak kepolisian. 

"Kamar kosnya awalnya terkunci dari dalam. Kemudian setelah itu ada sepupunya mengecek ternyata pintu tertutup. Kemudian, dipanggil tukang kunci untuk buka pintu tersebut. Setelah dibuka. Kami lakukan olah TKP," pungkasnya. 


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Luhur Pambudi/TribunJatimTimur.com)