TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bojonegoro – Pabrik pengolahan tembakau PT Sata Tec Indonesia di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, mengeluarkan bau menyengat. Bau tersebut tercium hingga ke PAUD dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukowati yang lokasinya berdekatan. Kondisi ini sangat mengganggu anak-anak.
Bahkan para DPRD Bojonegoro yang datang ke sekolah tersebut, sampai mual-mual akibat bau menyengat dari proses produksi di pabrik tersebut, Senin (2/6/2025).
“Kondisinya sangat ironis. Jika benar perizinan lingkungan dari pabrik ini sudah keluar, seharusnya bau seperti ini tidak lagi ada,” ujar Wakil Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin, yang melakukan sidak bersama anggota Komisi A.
Baca juga: Usai Dihajar PSG di Final Liga Champions, 2 Bek Inter Milan Mangkir dari Timnas Italia dan Jerman
Mereka juga meninjau langsung lokasi pabrik yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari SDN Sukowati—.
Mitroatin menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan, terutama bagi masyarakat sekitar dan anak-anak sekolah. Ia menilai ada kejanggalan dalam proses perizinan yang perlu ditelusuri lebih lanjut.
“Kalau izinnya sudah keluar, ya perlu kita lakukan revisi. Tapi kalau kondisinya masih seperti ini, malah ironis. Ini ada apa? Kita akan panggil DLH (Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro),” tegasnya.
Baca juga: Pembunuhan Siswa di Lamongan, Polisi Tegaskan Bukan Terkait Perguruan Silat
Politisi Partai Golkar tersebut menegaskan, meskipun pemerintah daerah terbuka terhadap investasi dan industri baru, aspek kesehatan dan kenyamanan masyarakat tidak boleh diabaikan.
“Pemkab Bojonegoro sangat terbuka pada investor, itu penting untuk membuka lapangan kerja. Tapi bukan berarti kita bisa mengabaikan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, apalagi anak-anak,” imbuhnya.
Sejak mulai beroperasi pada November 2024, PT Sata Tec Indonesia telah menuai keluhan dari warga sekitar. Bau tajam dan suara bising dari pabrik dinilai mengganggu aktivitas harian, bahkan ada laporan warga yang sempat dilarikan ke rumah sakit karena sesak napas.
Aktivitas belajar di PAUD dan SDN Sukowati pun terganggu. Para siswa terpaksa menggunakan masker di dalam kelas, dan beberapa kali dipulangkan lebih awal karena tidak tahan dengan kondisi udara.
Baca juga: Persija Ambil yang Mana? 4 Bek Asing Beda Benua Santer Dibidik, Ada Eks Didikan Mauricio Souza
Menanggapi keluhan tersebut, pemerintah daerah melalui Satpol PP sempat melakukan inspeksi dan menghentikan sementara operasional pabrik.
Peninjauan tersebut menemukan adanya kekurangan dalam sistem ventilasi serta cerobong pembuangan yang dinilai belum memenuhi standar. Selain itu, beberapa dokumen perizinan disebut belum lengkap.
Pihak PT Sata Tec saat itu berjanji akan melakukan perbaikan dan memenuhi rekomendasi pemerintah agar bisa kembali beroperasi tanpa mengganggu warga.
Baca juga: Ratusan Karyawan PT Pakerin Blokade Jalan Kertopaten Surabaya Tuntut Gajian
Namun tidak lama setelah pabrik kembali beroperasi, bau menyengat dilaporkan muncul kembali.
DPRD Bojonegoro berharap kejadian ini bisa ditangani secara serius dan menyeluruh. Mitroatin menyatakan, dewan akan mendorong upaya mediasi dan penyesuaian teknis agar perusahaan tetap bisa beroperasi tanpa mengorbankan kenyamanan warga.
“Kami ingin ada solusi yang adil. Pabrik tetap bisa beroperasi, tapi dengan sistem pengelolaan limbah udara yang lebih ramah lingkungan. Sementara masyarakat, khususnya anak-anak, bisa menikmati udara bersih tanpa ancaman gangguan kesehatan,” tambahnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Misbahul Munir/TribunJatimTimur.com)