Khofifah Indar Parawansa : Idul Adha, Ketaqwaan dan Birrul Walidain

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khofifah Indar Parawansa saat diwawancara di Gedung VIP Juanda, Rabu (10/1/2024)

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Kita bersyukur, bersama-sama kaum muslimin di seluruh dunia memperingati Idhul Adha 1446 H dengan melaksanakan shalat, menyembelih hewan qurban bersama masyarakat, keluarga dan sanak saudara.

Kita bersyukur karena bisa membersamai kaum muslimin di seluruh dunia dari ujung dunia timur sampai ujung dunia barat, minal masyriqi ilal maghribi meneladani Nabiyullah Ibrahim AS, Nabiyullah Ismail AS, dan Siti Hajar yang mulia.

Semua bertakbir, bertafakkur, menyeru kebesaran nama Allah. Allahu Akbar. Allah Maha Besar.

Pagi ini, Seakan-akan seluruh isi bumi, aliran air di telaga- telaga, di seluruh lautan-lautan dan seluruh angkasa luar bergetar menyeru kebesaran Allah azza wa jalla. 

Tepat tanggal 10 Dzul Hijjah, pada bulan haji ini, nama Nabiyullah Ibrahim AS, nama Nabiyullah Ismail AS serta Siti Hajar disebut dan diceritakan, bahkan diikuti perjuangannya.  

Dua orang utusan Allah dan seorang Ibu yang sangat sabar itu, menjadi tuntunan bagaimana menggenggam ke-Islaman dan keimanan yang kuat di masa sulit.

Nabi Ibrahim juga disebut Nabi yang pertama mengajarkan Tauhid. Lahir 3.800 tahun yang lalu di Babylonia, Iraq. Kisah hidup beliau di masa raja Namrud  yang kejam dan berhasil mempertahankan keimanan kepada Allah menjadi ibrah.

*Nabi Ibrahim dan Kokohnya Iman* 

Nabi Ibrahim kecil disembunyikan di gua, oleh Ibu Siti Hajar, karena takut dibunuh Raja Namrudz. Ibrahim besarpun, selamat, namun selalu mendapat perlawanan dan ancaman dari raja Namrud yang mengaku dirinya Tuhan. Beliau kokoh dalam tauhidnya, Laailaha Ilallah

Karena keutamaan itu, Allah menjadikan beliau, contoh suri tauladan manusia. Sebagaimana yang telah tertulis di Al Qur’an Surat Al Mumthahannah ayat 4 “Qad kaana lakum, uswatun hasanatun, fii Ibroohiima walladziina maahu”

Nabi Ismail AS adalah sosok Nabiyullah, yang dengan keimanannya, ketaatannya kepada Allah SWT dan penghormatannya kepada ayah, rela mengikuti apa yang dititahkan oleh ayahanda sesuai mimpi nabiyullah Ibrahim a.s. Semua karena  Allah untuk melaksanakan perintah Allah. Maka beliau adalah tauladan.

*Nabi Ismail AS dan Birrul walidain* 

Nabi Ismail a.s. adalah tauladan kita terhadap orang tua. Contoh terbaik apa yang kita sebut birrul walidain. Contoh terbaik bagaimana arti tawakkal Alallah.

“Sikap kita”, “perkataan kita”, “ketundukan kita kepada Allah, taqwallah adalah kunci”. Birrul walidain adalah kunci, suskes dan kebehagiaan hidup. 

Orang Madura sangat taat kepada orang tua melebihi siapapun. Filosofi orang Madura itu sesuai dengan ajaran Al Qur’an Beppa’, Bebbu’, Ghuru, Rato. 

Halaman
12