Berita Lumajang

Cuaca Tak Menentu Pengaruhi Mutu Tembakau Lumajang, Sebabkan Tak Laku Dijual

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Haorrahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TEMBAKAU Petani tembakau melihat kondisi tembakau yang ditanam di sebuah ladang di Desa Kunir, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Kini petani sedang dihadapkan pada kondisi anomali cuaca.

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Cuaca tidak menentu di Kabupaten Lumajang berdampak kualitas tembakau petani Kabupaten Lumajang. Kondisi ini membuat sebagian tanaman tembakau mengalami pertumbuhan tidak normal, dan berpotensi memengaruhi kualitas sehingga tak laku dijual.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang, Dwi Wahyono, menyebutkan pola cuaca yang berganti ekstrem antara hujan deras dan panas terik telah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani tembakau.

"Dari pantauan kami, saat ini kondisi di lapangan 80 persen tumbuhannya masih normal, tapi ada 20 persen yang tidak normal. Salah satu faktornya adalah cuaca," ujar Dwi saat dikonfirmasi pada Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Truk Tronton Patah As di Arak-Arak Bondowoso, Jalan Alternatif Jalur Gumitir Sempat Tersendat

Dwi menjelaskan, kondisi kelembapan udara yang tinggi akibat cuaca lembap bisa memicu meningkatnya kadar Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), senyawa kimia yang memengaruhi mutu tembakau. 

Kadar TSNA yang tinggi membuat tembakau sulit dipasarkan karena dinilai tidak layak jual, meskipun telah melalui proses budidaya dan panen yang tidak mudah.

Selain persoalan cuaca, Dwi menyoroti kurangnya fasilitas pengeringan tembakau di Lumajang sebagai faktor lain yang memperparah situasi. 

Baca juga: Hasil Seleksi Beasiswa Kuliah Pemkab Jember, 6.475 Pendaftar Gagal Lolos

Menurut perhitungannya, satu gudang pengeringan berukuran 8x6 meter hanya mampu menampung hasil panen dari lahan sekitar 0,75 hektare.

“Dengan luas lahan tembakau di Lumajang yang mencapai 1.220 hektare, dibutuhkan lebih dari 1.000 gudang pengeringan agar hasil panen bisa terserap dengan baik dan tetap berkualitas,” jelasnya.

Saat ini jumlah gudang pengeringan yang tersedia belum mencukupi kebutuhan petani. Oleh karena itu, APTI berharap ada peran serta dari pemerintah untuk menyediakan fasilitas pengeringan yang memadai.

Baca juga: Spesial Jember Fashion Carnaval 2025, KAI Beri Diskon Tiket Kereta Api

“Di satu sisi, petani juga sudah berupaya mengajukan kredit ke mitra untuk membangun gudang. Tapi tetap, dukungan dari pemerintah sangat kami butuhkan,” tambah Dwi.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)