Wisata Banyuwangi
Desa Adat Osing Kemiren Banyuwangi Mendunia Lewat Tradisi dan Keramahan Warganya
Desa Adat Osing Kemiren Banyuwangi dikenal dengan tradisi dan keramahan warganya ditetapkan UN Tourism sebagai salah satu desa wisata terbaik dunia.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
Ringkasan Berita:
- Desa Adat Osing Kemiren di Banyuwangi terkenal memegang teguh tradisi dan budaya.
- Desa ini menjadi pusat pelestarian budaya Suku Osing, suku asli Banyuwangi.
- Tradisi seperti Tumpeng Sewu, Barong Ider Bumi, dan Pasar Kuliner Tradisional masih lestari.
- UN Tourism menetapkan Kemiren sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia 2025.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Desa Adat Osing Kemiren Banyuwangi Jawa Timur, telah mendunia usai masuk dalam jaringan Best Tourism Village PBB, berkat kekayaan budaya dan tradisinya.
Desa Kemiren merupakan pusat kehidupan masyarakat Suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi. Hingga kini desa yang terletak di Kecamatan Glagah, Banyuwangi tetap memegang teguh adat dan tradisi leluhur.
Ciri khas budaya Osing terlihat dari bahasa, arsitektur rumah, hingga beragam upacara adat yang masih lestari di desa ini.
“Desa Kemiren tidak hanya menjadi destinasi wisata, tapi juga simbol pelestarian budaya Osing yang semakin langka di tengah arus modernisasi,” kata Suhaimi, Ketua Adat Osing di Kemiren.
Baca juga: Bersaing dengan 65 Negara, Desa Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Desa Wisata Terbaik Dunia 2025 PBB
Warisan Budaya
Beragam tradisi menghiasi kehidupan warga Kemiren. Ada Tumpeng Sewu, Ngopi Sepuluh Ewu, Barong Ider Bumi, mocoan Lontar Yusuf, dan beragam tradisi lainnya. Masyarakat Kemiren juga memegang teguh bahasa Osing dalam kesehariannya.
Di Kemiren juga banyak terdapat sanggar tari Gandrung, tempat anak-anak belajar kesenian khas Banyuwangi.
Setiap Minggu pagi, wisatawan bisa menikmati Pasar Kuliner Tradisional Kemiren yang menyajikan aneka hidangan khas seperti Pecel Pitik, Ayam Kesrut, dan kudapan tradisional lainnya.
Baca juga: Ribuan Orang Ramaikan Tumpeng Sewu Desa Adat Kemiren Banyuwangi
Filosofi Keramahan Suku Osing
Masyarakat Osing tiap tahun menggelar dua tradisi menjadi ikonik yakni Tumpeng Sewu dan Ngopi Sepuluh Ewu.
Baru saja masyarakat Kemiren menggelar Ngopi Sepuluh Ewu, Sabtu (8/11/2025) malam. Sepuluh ribu kopi dihidangkan warga untuk para tamu yang datang ke desa ini.
Masyarakat Kemiren dengan prinsip menerima tamu yang disebut suguh, gupuh, lungguh.
Filosofi ini tercermin Festival Ngopi Sewu, ketika warga menyuguhkan kopi sebagai bentuk penghormatan bagi siapa pun yang datang.
“Suguh berarti memberi suguhan, gupuh artinya antusias menyambut, dan lungguh bermakna menyiapkan tempat duduk terbaik bagi tamu,” jelas Suhaimi.
“Ngopi Sewu adalah wujud dari suguh, gupuh, lungguh masyarakat Osing,” tambah Suhaimi yang akrab disapa Mbah Imik.
Meskipun bukan daerah penghasil kopi, namun ajaran keramahan tersebut menjadikan desa ini destinasi ngopi paling populer di Banyuwangi. Banyak kedai kopi tradisional berdiri di sana dan ramai dikunjungi penikmat kopi dari berbagai daerah.
Baca juga: Suguh, Gupuh, Lungguh, Menikmati Keramahtamahan Suku Osing Banyuwangi di Ngopi Sepuluh Ewu
Desa Wisata Terbaik Dunia
Tradisi dan budaya yang terus terjaga di Kemiren membuat desa ini membuat United Nations Tourism (UN Tourism), organisasi wisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menetapkan Desa Wisata Adat Osing Kemiren sebagai bagian dari Jaringan Desa Wisata Terbaik Dunia melalui program The Best Tourism Villages Upgrade Programme 2025.
Penetapan itu diumumkan dalam acara Best Tourism Villages by UN Tourism-2025 Ceremony & Third Annual Network Meeting di Huzhou, China, pada 17 Oktober 2025. Kemiren terpilih setelah melalui seleksi ketat di antara 270 desa wisata dari 65 negara anggota.
Baca juga: Satu Kuintal Kopi Disiapkan untuk Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi
Kekuatan Budaya Lokal
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi atas capaian warga Kemiren.
“Kemiren telah menunjukkan desa dengan akar budaya yang kuat bisa maju dan mendunia tanpa kehilangan jati dirinya. Ini menjadi penyemangat bagi kami untuk memperkuat ekosistem pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis budaya,” ujarnya.
Menurut Ipuk, keberhasilan Kemiren adalah contoh nyata bagaimana pembangunan pariwisata dapat berjalan beriringan dengan pelestarian budaya lokal.
(TribunJatimTimur.com)
Meaningful
Suku Osing Banyuwangi
Desa Wisata Osing Kemiren
UN Tourism
The Best Tourism Villages 2025
Ngopi Sepuluh Ewu
kemiren banyuwangi
TribunJatimTimur.com
| Ijen Golden Route Banyuwangi, Jelajah Hidden Gem Wisata Alam hingga Budaya di Kawasan Gunung Ijen |
|
|---|
| Menko AHY Lari Pagi di Banyuwangi, Puji Keindahan Alam dan Potensi Wisata |
|
|---|
| Menko AHY Tinjau Revitalisasi Pasar Induk dan Asrama Inggrisan Banyuwangi Jadi Kawasan Heritage |
|
|---|
| Bertemu Ipuk, Maskapai Aman Air Siap Buka Penerbangan Seaplane Bali–Banyuwangi Awal 2026 |
|
|---|
| Dikenal Perkusinya yang Unik dan Otentik, Banyuwangi Gelar Percussion Festival |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim-timur/foto/bank/originals/Ngopi-10-Ewu-Kemiren.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.