Kasus Campak Jember
Kasus Campak Kian Meningkat, 40 Anak di Jember Positif Campak
Terdapat 40 anak di Jember positif campak, 50 persen belum imunisasi. Dinkes lakukan pemetaan kasus untuk percepatan vaksinasi.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Kasus campak di Kabupaten Jember, Jawa Timur, kembali meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember hingga September 2025, tercatat 40 anak dinyatakan positif campak dari total 148 laporan terduga.
Kepala Bidang Pengendali Penyakit Dinkes Jember, dr Rita Wahyuningsih, menjelaskan telah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis.
“Dari 148 laporan terduga, setelah kami ambil sampel dan dibawa ke PTL, ditemukan 40 kasus positif campak,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Rita menambahkan, ratusan anak lain yang hasilnya negatif kemungkinan mengalami penyakit lain dengan gejala mirip campak.
Baca juga: Cakupan Imunisasi Baru 38,7 Persen, Jember Masuk dalam Status KLB Campak
Dinkes Jember juga mencatat, 50 persen anak yang terduga campak belum pernah menerima imunisasi sama sekali. Baik saat bayi maupun ketika sudah masuk usia sekolah.
“Sementara 35 persen sudah imunisasi tetapi belum lengkap. Sisanya tidak memiliki riwayat imunisasi yang jelas, karena sebagian sudah dewasa dan tidak terdokumentasi,” jelas Rita.
Di Kecamatan Ajung menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak pada laporan Mei 2025. Menurut Rita, kondisi pasien relatif baik, namun masih ada risiko penyebaran jika cakupan imunisasi tidak segera ditingkatkan.
Baca juga: Tahun Ini Pemkab Jember Bangun 47 Titik Jaringan Irigasi
Mencegah penyebaran lebih luas, Dinkes akan melakukan pemetaan sebaran kasus dan mempercepat cakupan imunisasi anak.
“Imunisasi bisa dilakukan fleksibel, baik pagi, siang, maupun malam. Kalau perlu, petugas akan jemput bola ke masyarakat,” ungkap Rita.
Jember Masuk KLB Campak
Menurut dr Armunanto, Health Specialist UNICEF Indonesia, kasus campak di Jember sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), karena jumlah populasi di wilayah ini cukup besar.
“Jika Jember bisa mengatasi KLB ini, maka akan berkontribusi besar pada keberhasilan penanganan campak di Jawa Timur. Sebab, populasi Jawa Timur adalah terbesar kedua secara nasional,” ujarnya.
Baca juga: Koperasi Merah Putih Desa Sidomulyo Jember Ekspor Kopi ke Tiga Negara Senilai Rp 1,2 Miliar
Meski jumlah kasus meningkat, dr Armunanto menegaskan bahwa tidak ada korban meninggal dari kasus campak di Jember. Hal ini berkat penanganan cepat oleh tenaga medis.
“Dengan kesadaran bersama dan kolaborasi semua pihak, percepatan imunisasi anak di Jember bisa segera tercapai,” tambahnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.