Berita Jember

Cakupan Imunisasi Baru 38,7 Persen, Jember Masuk dalam Status KLB Campak

Cakupan imunisasi campak di Jember baru 38,7% hingga Juli 2025, ini membuat ribuan anak masih belum diimunisasi.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
Diskominfo Jember
IMUNISASI CAMPAK: Bupati Muhammad Fawait bersama Dr. Armunanto Health Specialist UNICEF di Indonesia di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Jawa Timur, Selasa (2/9/2025) Mereka paparkan program imunisasi campak di Kabupaten Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember masih tergolong rendah. Ini membuat Jember masuk dalam status Kejadian Luar Biasa (Campak) di Jawa Timur. 

Hingga Juli 2025, capaian imunisasi dasar lengkap baru menyentuh angka 38,7 persen dari target 55 persen.

Dari sisi epidemiologi, Jember kini termasuk dalam status KLB campak di Jawa Timur. Hal ini diungkapkan oleh dr. Armunanto, Health Specialist UNICEF di Indonesia.

“Meski kasus campak di Jember relatif kecil, jumlah absolutnya tetap signifikan karena populasi besar. UNICEF memastikan kebutuhan vaksin terpenuhi melalui koordinasi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten,” jelas Armunanto.

Armunanto mengatakan, meski tidak ada kasus kematian akibat campak di Jember, imunisasi harus segera dilakukan.

Baca juga: Tahun Ini Pemkab Jember Bangun 47 Titik Jaringan Irigasi

“Kami berharap kesadaran semua pihak semakin meningkat, sehingga anak-anak Jember benar-benar terlindungi dari risiko campak,” katanya.

Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Eka Putri Lestari, menjelaskan jumlah anak yang belum menerima imunisasi campak di Jember cukup tinggi.

“Cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 38,7 persen, dari target 55 persen pada Juli 2025,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).

Eka menyebut Jember juga mencatat angka zerodos atau anak yang sama sekali belum pernah diimunisasi tertinggi di Jawa Timur, yakni sebanyak 11.049 anak. 

Baca juga: Koperasi Merah Putih Desa Sidomulyo Jember Ekspor Kopi ke Tiga Negara Senilai Rp 1,2 Miliar

Jika tidak segera diintervensi, jumlah anak tanpa imunisasi diperkirakan bisa bertambah hingga 6 ribu orang.

“Meski tantangan besar masih ada, komitmen Pemkab Jember dinilai kuat. Tinggal bagaimana langkah lintas sektor dapat segera ditindaklanjuti agar target tercapai,” imbuhnya.

Penolakan Imunisasi

Bupati Jember, Muhammad Fawait menilai rendahnya cakupan imunisasi tidak semata disebabkan faktor ekonomi.

“Penolakan imunisasi bukan semata karena faktor ekonomi, melainkan akibat minimnya pemahaman masyarakat,” ujar bupati yang akrab disapa Gus Fawait itu.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Jember menggandeng tokoh agama, forum pengajian, dan organisasi kemasyarakatan guna menyosialisasikan pentingnya imunisasi anak.

Baca juga: Masa PKKBM 2025, Rektor Universitas Islam Jember Ajak Mahasiswa Kuasai AI dan Wirausaha

“Pemkab telah menggandeng tokoh agama, pengajian, serta organisasi kemasyarakatan untuk memberi pencerahan sejak dini,” tegas Gus Fawait.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved