MTQ Jatim 2025
Ahmad Musyaddat, Tunanetra Jember Peraih Juara 3 MTQ Jatim 2025
Ahmad Musyaddat tunanetra asal Jember meraih juara 3 MTQ Jatim 2025 kategori tilawah berkat latihan konsisten sejak 2014.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Ahmad Musyaddat, seorang tunanetra asal Kabupaten Jember, meraih juara 3 pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI Jawa Timur 2025.
Dia mewakili kafilah Jember dalam kategori lomba tilawah yang digelar di Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember, Jumat (19/9/2025).
Meski harus bersaing dengan tujuh peserta lain dari kalangan difabel netra, pria berusia 25 tahun itu mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Keberhasilannya bukan diraih secara instan, melainkan hasil dari latihan panjang yang ia mulai sejak tahun 2014.
Musyaddat mengisahkan dia pertama kali belajar tilawah di Pondok Pesantren Tahfidul Qur’an Songon, Desa Pondok Joyo, Kecamatan Semboro, Jember. Setelah itu, melanjutkan pendalaman tilawah di Fatihul Ulum, Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul.
Baca juga: Warga Perumahan Grand Permata Indah Jember Ramai-Ramai Jual Rumahnya
“Awal belajar itu saya ikut saja para ustad, mendengarkan bacaan mereka lalu menghafalnya,” ujarnya.
Sebagai seorang tunanetra sejak lahir, Musyaddat tidak bisa membaca mushaf Al-Qur’an secara langsung.
Dia mengandalkan ingatan dari bacaan para ustaz yang sering ia dengar.
Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Konsumsi Sosperda Jember, Jaksa Sita Rekening Rekanan
“Di babak final, saya membacakan Surat Adz-Dzariyat ayat 3. Kendalanya ada di kontrol nada tinggi dan nada pendek,” katanya.
Menurut Musyaddat, pencapaiannya di MTQ Jatim ini merupakan buah dari persiapan panjang sejak mengikuti seleksi di tingkat kecamatan hingga kabupaten.
“Motivasi utama saya adalah menambah ilmu dan membawa nama baik Jember. Selama ada usaha, pasti ada hasil,” tegasnya.
Dukungan Penuh dari Keluarga
Perjalanan Musyaddat tidak lepas dari dukungan keluarga, terutama ayahnya, Ali Said, yang selalu mendampingi sejak seleksi di tingkat kabupaten hingga provinsi.
“Saya selalu mengawal dari awal lomba, dari tingkat kabupaten sampai provinsi. Dukungan keluarga tentu menjadi semangat besar,” ungkap Said.
Baca juga: Warga Probolinggo Tewas Ditembak KKB di Papua, Jenazah Dipulangkan
Ali Said juga menceritakan bahwa putranya sudah tidak bisa melihat sejak lahir. Meski begitu, ia bersyukur Musyaddat tumbuh dalam lingkungan yang suportif.
“Sejak kecil, anaknya tidak pernah di-bully. Justru malah paling disayang sama teman-temannya di pondok,” tambahnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.