Berita Jember

Jelang Akhir Tahun, Solar di Jember Menipis, Pertamina Perketat Penjualan

Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) Biosolar di Jember, Jawa Timur, mulai menipis menjelang akhir 2025.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
KOSONG: BBM Biosolar di SPBU Pakusari, Jember Jawa Timur masih dalam pengiriman, Sabtu (1/11/2025) Stok Biosolar di Jember menipis jelang akhir tahun. 

Ringkasan Berita:
  • Pasokan Biosolar di Jember mulai menipis menjelang akhir 2025.
  • Kuota biosolar di Kabupaten Jember hingga minggu pertama November 2025 kini tersisa 20 persen.
  • Kuota tahunan Biosolar di Kabupaten Jember kisaran 10 juta liter, November 2025 ini diperkirakan masih tersisa 1 juta liter.

 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember -  Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) Biosolar di Jember, Jawa Timur, mulai menipis menjelang akhir 2025.

Kuota biosolar di Kabupaten Jember yang disediakan Pertamina, hingga minggu pertama November 2025 kini tersisa 20 persen.

Sales Branch Manager Pertamina Jember, Hendra Saputra mengatakan biosolar telah terjual hingg 80 persen dari jatah kuota.

Baca juga: Motor Dicuri, Mahasiswa Jember Nyaris Tak Kenali Motornya Saat Dikembalikan Polisi

"Kuota masing-masing SPBU berbeda, makanya bisa terlihat di SPBU sana antre di SPBU lain tidak antre. Tetapi rata-rata kami sudah 80-an persen (terjual) dari kuota BBM solar di Jember," ujarnya, Jumat (7/11/2025).

Menurutnya, jatah BBM subsidi tersebut diperkirakan cukup hingga akhir 2025 nanti, selama Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dapat melakukan pengetatan penjualan.

"Tapi jika nanti ada kekurangan, kami akan koordinasi dengan Pemda Jember serta BP Migas," kata Hendra.

Baca juga: Begal di Jember Tertangkap Polisi Setelah Motor Rampasannya Mogok

Hendra menjelaskan, setiap daerah kuota tahun BBM bersubsidi ditetapkan langsung oleh pemerintah pusat, sehingga penjualannya harus diatur ketat.

"Selama November-Desember penjualan akan kami atur. Supaya perharinya cukup hingga akhir tahun nanti," imbuhnya.

Ketua Bidang BBM DPC Hiswana Migas Besuki Wahyu Prayudi Nugroho meminta, setiap SPBU mengunakan barcode ketika melayani pelanggan. Supaya tidak ada pembelian solar berlebihan.

"Wajib mengunakan barcode, sesuai dengan nomor kendaraan masing-masing. Kami meminta operator SPBU hati-hati, dan harus mengecek barcode setia nopol kendaraan pembeli," katanya

Baca juga: Baru Kehilangan Kedua Orang Tuanya, Ibu di Jember Justru Dibunuh Anak Kandung Sendiri

Bila barcode yang ditemukan tidak sesuai nomor polisi (nopol) kendaraan pembeli, diia minta agar SPBU jangan melayani mereka pelanggan seperti itu.

"Apabila ada pembelian (solar) yang berulang-ulang. Kami sarankan agar tidak melayani pembelian seperti itu," kata pria yang akrab disapa Nuki ini.

Nuki mengatakan hal tersebut diperlukan agar pasokan biosolar di Jember cukup hingga akhir tahun nanti, agar tidak terjadi kelangkaan.

"Setiap kuota penjualan harian agar bisa cukup sampai akhir tahun. Masing-masing SPBU segera melakukan manajemen penjualan, misalnya tiap hari dapat kuota 8000 liter, makan tidak bisa dijual los saat itu juga. Harus diatur waktunya," tuturnya.

Kuota tahunan biosolar di Kabupaten Jember kisaran 10 juta liter. Hingga November 2025 ini diperkirakan tersisa 1 juta liter.

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved