Berita Probolinggo

Dinkes P2KB Kota Probolinggo Mulai Waspadai Demam Berdarah Dengue

Dinkes P2KB Kota Probolinggo Mulai Waspadai Demam Berdarah Dengue atau DBD

Net
Ilustrasi nyamuk Demam Berdarah Dengue 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo - Mulai memasuki musim penghujan membuat jajaran Dinas Kesehatan Kota Probolinggo waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo, terus melaksanakan upaya pencegahan peningkatan kasus DBD dengan langkah prmotif dan preventif. 

Plt Kepala Dinkes P2KB Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan upaya promotif yang dilaksanakan, yakni menggalakkan sosialisasi melalui media sosial serta medium konvensional. 

Sedangkan preventif, melakukan penyelidikan epidemiologi. 

Baca juga: Banyuwangi Festival Hadirkan Tari Gandrung Sewu, Seribu Penari Bakal Atraksi Menawan

Baca juga: Bupati Situbondo Masih Temukan Obat Sirup di Apotek, Bersama Forkopimda Lakukan Sidak

"Misalnya, jika terdapat satu kasus DBD, kami akan melakukan pengecekan di lingkungan keluarga pasien atau lingkungan sekitar. Setelahnya, akan kami melaksanakan penanganan lebih lanjut," katanya, Senin (24/10/2022). 

Sementara, sejak Januari hingga Mei, terdapat total 175 kasus dengan 4 kasus kematian akibat DBD di Kota Probolinggo

Sedangkan, Juli hingga September 2022, sebanyak 21 kasus DBD di Kota Probolinggo

"Jika melihat data tersebut, angka DBD di dua bulan terakhir menurun, dengan tidak ada angka kematian. Seperti pada awal tahun, hingga Mei, yang mana terdapat empat kasus kematian, karena pada bulan-bulan tersebut sedang tinggi-tingginya kasus. Masyarakat harus waspada," sebutnya. 

Kasus DBD terbanyak berada di dua kecamatan. Yaitu, Kecamatan Kanigaran dan Mayangan. 

"Dengan kondisi ini, kami berharap kepada warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan kerja bakti," pungkasnya.

Virus Dengue yang menyebabkan demam berdarah ditularkan melalui nyamuk Aides Aegypti. 

Pemberantasan sarang nyamuk Aides Aegypti dilakukan dengan 3M plus dan menggalakkan partisipasi masyarakat lewat Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). 

3M plus adalah kegiatan menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD

Kelebihannya antara lain, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong Royong membersihkan lingkungan serta menanam tanaman pengusir nyamuk.

(Danendra Kusuma / TribunJatimTimur.com)

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved