Berita Malang

Nanik Sujiati, Ibu Rumah Tangga Sukses Membuka Usaha Bakso Bakar

Nanik Sujiati, seorang ibu rumah tangga di Dau, Malang sukses menjadi pengusaha bakso bakar

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur/Septyana Cahyani Eka Saputri
Nanik Sujiati, owner Warung Lesehan Bambu Wulung, Dau, Kabupaten Malang 

Nanik Sujiati mengatakan, ia pernah membuka cabang di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang dan Beji, Kota Batu. Tetapi, peminatnya kurang dan sepi berakhir dengan penutupan usaha.

“Kalau di Kota Batu itu kan arah jalannya kebanyakan menurun, jadi orang cenderung sering tidak melihat bahwa ada bakso bakar di situ. Terus seperti tersisihkan dikarenakan banyaknya bangunan besar, sepi banget. Kalau di belakang Unmuh (Universitas Muhammadiyah Malang), anak-anak Unmuh lebih senangnya ke warung bambu lesehan karena ada pemandangan gunung dan sawah yang indah, dan bisa jalan-jalan. Kalau disini kan pemandangannya yang bagus. Mungkin rezeki saya ada di warung bambu lesehan ini, meskipun rame atau sepi tetap dijalani,” tutur Nanik.

Nanik Sujiati menceritakan, penjualan yang menguras kantong keuangannya ketika Covid-19 datang, ia harus benar-benar membangun bisnisnya  mulai dari awal.

“Jalan di Batu itu kan ditutup ya, jadi orang Batu mau makan di sini sangat sulit, yang dari Malang Raya masih takut datang kesini karena Covid-19. Jadinya, warung tutup selama 3 bulan ditambah lagi saya yang sakit. Jadi, 5 bulan saya tidak berjualan. Kalau hari biasa sepi, hari raya jualan tapi masih sepi banget. Saya juga kasian sama karyawan, saya menyuruh karyawan untuk tetap buka meskipun dengan keuntungan penjualan yang seadanya yang penting bisa untuk membayar gaji karyawan,” ungkapnya.

Dia mengaku mengalami kerugian selama pandemi Covid-19 kemarin. Cara Nanik Sujiati bangkit dari keterpurukan dan memulai kembali usahanya pasca Covid-19 adalah dengan mengandalkan uang tabungan Mulyono.

Menurut Nanik Sujiati , Mulyono adalah orang yang dapat mengelola keuangan secara baik.

Ketika warung lesehan yang sudah ia geluti selama 17 tahun mengalami peningkatan pembeli yang begitu pesat, Mulyono dengan cekatan menyimpan hasil penjualan di tabungan yang berbeda dengan kebutuhan hidup sehari-hari.

“Saya mengandalkan hasil tabungan penjualan untuk membangun usaha dari awal. Dan cara bangun bisnis kembali pasca Covid 19 tidak pernah utang ke bank. Suami juga gak mau punya utang ke bank,” tutur Nanik.

Cara Nanik Sujiati mempertahankan usaha bisnisnya di era gempuran bakso bakar lainnya adalah tidak akan pernah mengurangi takaran bahan dalam pembuatan  bakso bakar.

Nanik Sujiati selalu menerapkan prinsip jujur, di warung lesehan bambu wulung miliknya tidak ada mesin kasir dan CCTV. Ia sangat percaya dan pasrah pada kinerja karyawan.

“Di sini tidak ada mesin kasir, pernah ditawarkan mesin kasir tetapi karyawan disini rata-rata ibu rumah tangga yang sudah tua dan akan kesulitan mengenal mesin kasir, akhirnya lebih memilih untuk manual. Suami dulu pingin pasang CCTV, tetapi takut karyawan menjadi takut karena gerak-geriknya akan selalu diawasi,” ungkap Nanik.

Pesan Nanik Sujiati kepada ibu rumah tangga yang ingin memulai usaha adalah kembangkan bakat yang kita punya.

“Dulu sebelum ingin membuka usaha bakso, saya ingin membuka usaha toko roti dan kue basah. Tetapi, kendalanya daya beli masih kurang dan ingin membuka di daerah Pendem. Saya kan seneng buat roti dan kue basah, dan hobbi masak. Tapi, ya udahlah fokus dalam buat bakso bakar saja,” tutur Nanik.

 

(Septyana Cahyani Eka Saputri/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved