Berita Malang
Menginspirasi, Budidaya Ulat Jerman dan Ulat Hongkong Yang Menguntungkan Dari Kabupaten Malang
Warga di Kabupaten Malang membudidayakan Ulat Jerman dan Ulat Hongkong, bisa menjadi inspirasi karena sangat menguntungkan
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Malang – Bisnis budidaya ulat Jerman dan ulat Hongkong sangat menjanjikan. Tak main-main penghasilan yang didapat sangatlah menguntungkan.
Fajri Budi Kurniawan (30), seorang pengepul ulat Jerman dan ulat Hongkong yang ada di PT Multi Cahaya Dinarto, Singosari, Malang. Ia, membagikan cara membudidaya ulat Jerman dan ulat Hongkong.
Ulat Jerman dan ulat Hongkong memiliki perbedaan yaitu terletak dari ukurannya. Ukuran tubuh ulat Jerman lebih besar dibandingkan dengan ulat Hongkong.
Sebelum memulai usaha ternak ini, yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah kotak/tempat untuk ternak ulat Jerman.
Untuk ukuran kotak/tempat ulat Jerman dan ulat Hongkong berukuran 38×58 cm yang dapat menampung 500 kumbang.
Dalam membudidayakan ulat Jerman dan ulat Hongkong, Fajri menggunakan kotak plastik berwarna merah dan kotak kayu.
Proses metamorfosis ulat Jerman berawal dari telur, larva, kepompong dan menjadi kumbang zophobas morio.
"Siklus pemindahan kumbang 2 minggu sekali, kumbang dibiarkan untuk bermetaformosis dan menghasilkan ulat. Setelah itu, ulat akan dirawat selama 3 bulan dan dipindahkan ke media lain," tutur Fajri.
Makanan pokok utama kumbang zophobas morio adalah pollard gandum dan minumannya adalah sayuran dan buah yang memiliki kadar air, seperti pepaya, labu siam,melon, dan lain-lain.
Sedangkan, untuk ulat jerman makanan utamanya adalah pollard gandum.
“Jadi dari satu kumbang zophobas morio membutuhkan kotak plastik atau kotak kayu sebanyak 50 kotak dan menghasilkan ulat Jerman paling sedikit 10 kilogram dan maksimal 30 kilogram. Panennya 2 minggu sekali untuk mengembangbiakkan ulat Jerman. Kebutuhan dari masing-masing kotak plastik dan kotak kayu itu sama.” tutur Fajri.
Sementara, untuk membudidaya ulat hongkong, harus mengetahui terlebih dahulu siklus metamorfosisnya yaitu dimulai dari telur, larva (ulat), kepompong (pupa),dan menjadi kumbang.
Suhu yang perlu diperhatikan dalam budidaya ulat Hongkong adalah minimal 26,5 hingga 27 derajat celcius dengan kelembapan sekitar 75 persen.
Ulat hongkong akan mengalami pergantian kulit sebanyak 14 kali sebelum nantinya berubah menjadi kepompong.
Setelah menjadi kepompong harus dibiarkan selama 10 hari. Proses 10 hari kepompong akan berubah menjadi kumbang.