Berita Banyuwangi

Empat Tahun Terakhir, 12 SD Negeri di Banyuwangi Digabung Karena Kekurangan Murid

Selama 4 tahun terakhir, 12 SD negeri di Banyuwangi digabungkan akibat kekurangan murid

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Sebanyak 12 sekolah dasar negeri di Banyuwangi digabung karena kekurangan murid.

SD-SD itu digabungkan dengan SD lain yang lokasinya berdekatan. Proses merger itu berlangsung sejak 2019.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno mengatakan, SD negeri yang dimerger adalah yang jumlah muridnya kurang dari 60 siswa.

"SD itu kan enam kelas, ya. Jadi minimal itu per kelas ada 10 siswa," kata Suratno, Kamis (16/2/2023).

Sebelum menggabungkannya dengan SD lain, dinas terlebih dulu memberi peringatan. Proses penggabungan sekolah dilakukan bila jumlah siswa kurang dari batas itu selama tiga tahun.

Meski demikian, tidak seluruh sekolah yang jumlah siswanya kurang dimerger. Suratno menyebut, ada beberapa pengecualian agar pembelajaran di sekolah itu tetap bisa dibuka meski siswanya terbatas.

Salah satunya, SD negeri tetap beroperasi apabila lokasinya jauh dari SD lain. Kompensasi ini agar para siswa tak putus sekolah jika SD tempat mereka belajar digabung.

"Daerah-daerah yang aksesnya sulit harus dikecualikan. Dan itu dibenarkan dalam aturan. Kami tidak mungkin, misalnya, memerger SD di Sukomade karena anacamannya anak tidak sekolah," katanya.

Suratno menyebut, ada beberapa penyebab SD negeri di beberapa tempat kekurangan murid.

Baca juga: Menteri Agama dan DPR Sepakat Biaya Jemaah Haji Rp 49, 8 Juta

Pertama, jumlah anak usia sekolah di wilayah berdirinya SD memang terbatas. Kedua, adanya sekolah swasta yang menjadi pesaing SD negeri di lokasi yang berdekatan.


"Sekarang masyarakat pintar, bagaimana memilih sekolah yang bagus. Ini ada hubungannya dengan bagaimana memberi pelayanan yang bagus dari sekolah-sekolah," katanya.

SD negeri yang kekurangan siswa, menurut Suratno, akan mengalami kesulitan dari sisi operasional. Soalnya nilai dana bantuan operasional sekolah yang didapat bakal sedikit.

Dengan penggabungan 12 sekolah itu, jumlah lembaga pendidikan tingkat SD dan sederajat di Banyuwangi saat ini mencapai 860 lembaga. 

"Kalau khusus negeri, jumlahnya sekitar 600-an," lanjutnya.

 

(TribunJatimTimur.com) 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved