Berita Surabaya
Demi Eksistensi, Lulusan SMP Asal Lumajang Retas 200 Website Mayoritas Situs Resmi Pemerintah
Tim Siber Polda Jatim menangkap seorang hacker berinisial AR (21) asal Denok, Lumajang, Jatim yang telah membobol ratusan website.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Tim Siber Polda Jatim menangkap seorang hacker berinisial AR (21) asal Denok, Lumajang, Jatim yang telah membobol ratusan website. Mayoritas yang dia retas adaalah situs pemeritahan, seperti sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Malang, beberapa bulan lalu.
Website OPD Pemkab Malang yang dibobol oleh tersangka meliputi website resmi Bappeda, BPBD dan Litbang.
Selain itu tersangka juga membobol website resmi milik OPD jajaran pemkab dan pemprov beberapa daerah di Indonesia.
Jumlahnya, tercatat sekitar 200-an website yang berhasil diretas oleh bujang lulusan SMP itu.
Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman mengatakan, tujuan tersangka meretas website sasarannya untuk menguasai operasionalisasi website untuk dijual kepada pasar gelap penjualan dalam komunitas para hacker yang diikutinya.
Sebuah halaman website yang berhasil diretas akan dihargai oleh tersangka sekitar 1,5 hingga 2 dollar.
Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming Drakor The Villain of Romance, Drama Terbaru Rilis Hari Ini, 5 Juni 2023
Praktik tersebut telah dijalankan sejak tahun 2021 hingga tertangkap anggota kepolisian, pada Maret 2023 kemarin.
"Kemudian juga untuk menaikkan SEO dan ratingnya, supaya apabila tampilan Google traffic-nya bertambah," katanya di Gedung Humas Mapolda Jatim, Senin (5/6/2023).
Selain itu ada tujuan eksistensi identitas diri dan kelompok si tersangka untuk unjuk gigi dalam kancah dunia hacker di dunia maya Indonesia.
Pada setiap website yang berhasil diretas, tersangka akan menampilkan ikon mirip hewan tikus dan simbol identitas sosial kelompok hackernya.
"Motif lainnya ingin menunjukkan eksistensi diri sebagai pelaku hacker dikalangan komunitas pelaku hacker. Di halaman website Pemkab Malang ini dicantumkan ciri khusus dari tersangka. Yakni gambar seperti tikus bertuliskan Cukimai Cyber Tim," jelasnya.
Berdasarkan catatan hasil penyidikan yang diedarkan Bidang Humas Polda Jatim, kepada awak media.
Modusnya peretasan yang dilakukan tersangka, yakni melakukan penyerangan atau peretasan website milik orang lain; pemerintah dan milik umum, dengan menggunakan metode menekan secara frontal untuk memperoleh user dan password-nya atau lazim disebut metode Brute Force.
Selama menjalankan aksinya sejak Maret 2021 hingga 2023, tersangka membuat sebuah aplikasi atau tools peretasan yakni bernama software; 'github.com' atau 'noniod7' untuk melancarkan aksi peretasannya.
Kemudian, tersangka juga membuat sendiri software untuk menjalankan fungsi lain, bernama 'xmlrpc bf' untuk mendapatkan user name dan password dari website yang dibobolnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pamit Ujian Kenaikan Sabuk, Siswa Perguruan Silat Tewas Setelah Dirawat Intensif
Lalu, tersangka masuk lebih dalam website tersebut setelah bisa dilakukan eksploitasi. Tersangka bakal menguasai website dengan mengupload webshell (file manager).
Data informasi penting dari website sasaran peretasannya itu, disetorkan kepada pembeli sehingga memperoleh keuntungan sebesar 1,5 USD atau sekitar Rp25-46 ribu, per webshell.
Disinggung mengenai pembuatan tools yang dipakai oleh tersangka. Arman menegaskan, tersangka hanya menjalankan perangkat aplikasi atau tools yang sudah ada dan diperolehnya dari komunitas hacker.
"Menjalankan pakai aplikasi yang sudah ada. Ada beberapa tools pokoknya, tidak bisa kami sampaikan. Bukan dia yang buat (tools peretasannya)," terangnya.
Mengenai latar pendidikan dan kemampuan peretasan yang dimiliki tersangka. Arman mengungkapkan, tersangka hanya menyelesaikan jenjang pendidikan hingga bangku SMP.
Baca juga: Maling Jeruk 11 Sak di Jember Nyaris Dimassa Warga
Dan kemampuan peretasan yang dimiliki tersangka, bersumber dari proses belajar mandiri atau otodidak melalui website YouTube, dan diasah melalui pembelajaran bersama dalam kanal percakapan dalam komunitas hacker yang diikuti selama ini.
"Sekolah formalnya, SMP. Seperti yang kita ketahui bahaya dunia maya. Banyak sekali yang sengaja memberikan ilmu untuk meretas. Inilah jika pengetahuan tidak dilandasi dengan attitude. Ini yang banyak menjadikan orang pelaku tindak pidana. Otodidak dari YouTube. Dan di komunitas para hacker," katanya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik :Tribun Jatim Timur
(Luhur Pambudi/TribunJatimTimur.com)
Lagi, SMKN 2 Surabaya Juara di Piala by.U 2025 Surabaya Series |
![]() |
---|
Dukung Transformasi Digital, Telkomsel Hadirkan Kolaborasi Strategis Instansi Pemerintah di Jatim |
![]() |
---|
Ibunda Wakil Wali Kota Surabaya Armuji Meninggal Dunia, Sejumlah Tokoh Hadir di Prosesi Pemakaman |
![]() |
---|
Tukar Telkomsel Poin, Seorang Warga Surabaya Bawa Pulang Hadiah Sepeda Motor |
![]() |
---|
3.500 Mahasiswa Surabaya Akan Terima Uang Saku Rp 500 Ribu per Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.