Masa Tanggap Darurat Banjir Usai, Pemkab Lumajang Masih Punya PR Perbaiki Infrastruktur Rusak

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Pemkab Lumajang resmi mengakhiri masa tanggap darurat bencana banjir lahar dingin setelah ditetapkan selama 14 hari hingga Jumat (21/7/2023).

Sekda Lumajang Agus Triyono mengatakan, sejak diterapkan pada 7 Juli 2023, pemkab telah melakukan berbagai tugas rekonstruksi pascabanjir lahar dingin Semeru.

Rekonstruksi itu, kata dia, bisa berjalan berkat sinergitas berbagai pihak di Kabupaten Lumajang, termasuk TNI dan Polri.

Baca juga: Warga Segel Balai Desa Minta Kades Tersangka Korupsi Dibebaskan, Begini Tanggapan DPRD

"Kendati masih menyisahkan beberapa catatan untuk pembersihan material bajir dan perbaikan infrastruktur, namun kondisi wilayah terdampak bencana sudah jauh lebih baik pascaterjadinya bencana," ujar Agus.

Sementara itu, Pemkab Lumajang mencatat banjir lahar Semeru menerjang 7 kecamatan, yakni Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Pasrujambe dan Kecamatan Senduro.

Baca juga: Rajin Buat Konten dan Spill Produk dari Shopee, Fuji Utami Cuan Sampai Ratusan Juta!

Banjir merusak 26 rumah, 1 sekolah , 1 masjid dan 2 tempat usaha. Selain itu, 4 tanggul dan 6 jaringan air bersih juga rusak akibat gerusan banjir.

Dahsyatnya banjir lahar dingin Semeru juga membuat jembatan putus. Satu jembetan tertutup material dan 4 jembatan rusak.

"Serta hampir 400 hektar lahan pertanian terdampak banjir, dan 8 ekor kambing mati terseret banjir. Sementara juga ada 3 orang meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di Pronojiwo," beber Agus.

Baca juga: Sebelum Jasadnya Ditemukan Warga, Rumah Kontrakan M di Karangploso Didatangi Penagih Utang

(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur