Kebakaran Gunung Bromo

Warga Tengger Maafkan Mereka yang Terlibat Kebakaran Gunung Bromo

Warga Tengger memaafkan enam orang yang terlibat dalam kebakaran Gunung Bromo, Bukit Teletubbies Blok Padang Savana.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Danendra Kusuma
Warga Tengger memaafkan lima saksi dan satu tersangka kasus kebakaran Bukit Teletubbies Blok Padang Savana, kawasan Gunung Bromo. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo - Warga Tengger memaafkan enam orang yang terlibat dalam kebakaran Gunung Bromo, Bukit Teletubbies Blok Padang Savana, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Lima orang telah meminta maaf secara langsung kepada warga Tengger, Jumat (15/9/2023).

Para saksi datang ke Balai Desa Ngadisari untuk meminta maaf pada warga Tengger didampingi kuasa hukumnya.

Hadir dalam pertemuan itu, Ketua Paruman Dukun Tengger, Sutomo dan enam kepala desa penyangga, yang mewakili warga.

Kepala Desa (Kades) Ngadisari, Sunaryono mengatakan dirinya mewakili warga Tengger Kabupaten Probolinggo memaafkan tindakan yang telah diperbuat mereka.

Baca juga: Izin Habis, Polisi Hentikan Pertandingan Sepak Bola Piala Erick Thohir

"Sebelum mereka meminta maaf, kami sudah memaafkan. Ini sudah menjadi jiwa warga Tengger. Kejadian ini bisa kita ambil hikmahnya," katanya.

Meski begitu, lanjut Sunaryono, secara moral pelaku dan saksi harus bertanguungjawab pada dirinya sendiri dan alam Gunung Bromo.

Terkait hukum, warga Tengger menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib.

"Tetangga kita kekurangan air bersih karena pipa penyalur rusak karena kebakaran. Kita butuh ekosistem pulih seperti sebelum kebakaran. Perlu pengadaan bibit kayu dan rumput untuk menunjang keindahan Bromo," jelasnya.

Baca juga: Lima Orang yang Terlibat Kebakaran Gunung Bromo Minta Maaf Langsung ke Warga Tengger

"Harapan kita bukan hanya pelaku dan saksi saja, semua pihak baik pengelola BBTNBTS dari Pemkab Probolinggo, jasa wisata, warga bersinergi untuk memulihkan alam Bromo. Ini perlu menjadi perhatian kita bersama," tambahnya.

Dia menyebut warga Tengger membentuk tim untuk terjun memadamkan kobaran api di kawasan Gunung Bromo.

Selain itu, warga juga menggelar ritual upacara ritual tanpa mengenal waktu agar kebakaran lekas padam maupun keseimbangan alam.

"Upaya kami tentunya perlu didukung pemahaman tentang kelestarian dan kesakralan alam Bromo. Mohon untuk dijaga bersama," tandasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Danendra Kusuma/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved