Perayaan Maulid Nabi
Hiasan Kembang Telur Diburu, Berkah Maulid Nabi Bagi Perajin di Banyuwangi
Para pedagang hiasan kembang telur di Banyuwangi meraup berkah menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BANYUWANGI - Para pedagang hiasan kembang telur meraup berkah menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selama sebulan, mereka menjual kerajinan tersebut di pasar-pasar yang ada di Banyuwangi.
Salah satu pusat penjualan hiasan kembang telur berada di area Pasar Banyuwangi, tepatnya di jalan Susuit Tubun. Belasan pedagang musiman memenuhi lokasi tersebut setiap bulan Rabiul Awal.
Kembang telur merupakan kerajinan yang dipakai untuk menghias telur dalam tradisi endhog-endhogan. Warga Banyuwangi selama bertahun-tahun merawat tradisi tersebut setiap perataan Maulid Nabi.
Hiasan kembang telur dibuat dari bahan kertas atau kain warna-warni. Dipakai sebagai wadah telur rebus. Telur berhias itu kemudian ditancapkan pada batang pisang. Lalu diarak keliling kampung dan dibawa ke masjid atau musala.
Salah satu perajin dan pedagang kembang telur, Nani, mengatakan, ia sudah mulai menjual kerajinannya sejak sepekan lalu.
Ribuan biji kembang telur telah terjual dalam tempo tersebut. Pembeli berasal dari berbagai daerah di Banyuwangi. Termasuk juga dari luar kota.
"Puncaknya orang beli nanti biasanya tanggal 12 Rabiul Awal dan berlangsung sampai akhir bulan," kata Nani, Senin (25/9/2023).
Baca juga: Ribuan Keluarga di Banyuwangi Terima Bansos Beras , Bantuan Dampak Bencana El Nino
Nani menjual kembang telur buatannya sendiri. Ia telah menyiapkan dagangannya itu sejak sekitar lima bulan lalu. Setiap hari, Nani bisa membuat sekitar 200 kembang telur.
"Jadi ketika berjualan, stoknya sudah banyak. Ini masih terus bikin buat nambah stok," tambah warga Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi itu.
Nani menjual kembang telur dengan harga beragam. Mulai Rp 800 hingga Rp 5 ribu per biji. Harga termurah untuk kembang telur berbentuk kerucut berbahan kertas. Sementara hiasan yang mahal memiliki aneka bentuk bunga dan berbahan kain.
"Kalau kain lebih awet. Sekarang orang-orang lebih banyak beli yang kain," katanya.
Bukan hanya di Pasar Banyuwangi. Pedagang kembang telur dadakan juga bertebaran di pasar-pasar lain, seperti di Pasar Genteng.
Sri Wahyuni, pedagang di pasar tersebut, mengaku mendapat berkah dari berjualan kembang telur menjelang Maulid Nabi.
Dalam sehari, ia bisa menjual antara 100 sampai 300 biji kerajinan itu.
Sri menjual kembang telur dengan harga antara Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu per ikat. Satu ikat kembang telur berisi sepuluh biji. Setiap ikat, ia bisa mendapat laba antara Rp 500 sampai Rp 1 ribu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.