Mahasiswa Unej Meninggal

Keluarga Mahasiswi Unej yang Meninggal Saat Diklatsar Tolak Autopsi, Polisi Hentikan Penyelidikan

Polisi menghentikan penyelidikan kasus Mahasiswi Universitas Jember, Nadhifa Naya Damayanti (18), yang meninggal dunia saat ikut kegiatan Diklatsar.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Mahasiswa pecinta alam Universitas Jember di depan Kamar Jenazah RSD dr Soebandi Jember, menunggui proses pemulangan jenazah Nadhifa. 

TRIBUNJATIMTIMUR, JEMBER - Polisi menghentikan penyelidikan kasus Mahasiswi Universitas Jember, Nadhifa Naya Damayanti (18), yang meninggal dunia saat ikut kegiatan Diklat Dasar Pecinta Alam di Lereng Gunung Argopuro Kecamatan Arjasa.

Kapolsek Arjasa AKP Agus Sutriyono mengatakan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan proses autopsi, sehingga proses penyelidikan dan pendalaman kasus tersebut tidak bisa dilanjutkan.

"Kalau dari hasil lidik tidak ada tanda-tanda kegiatan kekerasan juga legal. Karena ada surat permohonan tempat dan izin juga dari kampus (Unej). Ditambah juga keluarga menolak dilakukan Autopsi. Jadi kami hentikan proses (lidik dan pendalaman) ini," ujarnya, Senin (13/11/2023).

Baca juga: Lirik Lagu Throne dari Bring Me The Horizon dan Terjemahan: Every Scar Will Build My Throne

Menurutnya berdasarkan hasil pemeriksaan medis Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Tidak ada apa-apa (luka-luka ataupun bekas penganiayaan) pada tubuh korban. Hanya meninggalnya di tempat tidak wajar," kata Agus.

Agus mengungkapkan ayah korban tiba di Jember, Minggu (12/11/2023). Saat itu yang bersangkutan langsung menuju kamar jenazah di RSD dr Soebandi untuk melihat putrinya.

"Jenazah korban sudah ada di dalam peti, lalu orang tua korban membuka untuk melihat jenazah korban sebelum dibawa pulang ke Kalimantan,” tambahnya.

Dia mengatakan orang tua korban menilai kematian putrinya adalah takdir. Menurut pihak keluarga kata Agus mahasiswi ini memang ketahanan tubuhnya lemah dan tidak bisa berada dalam keadaan kelelahan.

Baca juga: VIRAL Sosok Warga di Gunungkidul Jalan Merangkak 1 Kilometer, Wujud Nazar Usai Jalan Diaspal

"Jika itu terjadi maka korban pasti akan sakit. Dulu korban lahirnya prematur, tidak dijelaskan penyakit apa. Pokoknya kalau payah pasti drop," imbuhnya.

Agus mengungkapkan korban juga sempat pamit ke ibu kos saat mau Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Mahasiswa Pecinta Alam di Gunung Argopuro, tetapi tidak menyampaikan detail kegiatan apa yang diikuti.

"Korban ikut kegiatan atas keinginan sendiri dan punya antusias tinggi. Tapi (anaknya) tidak terbuka dengan pihak lain terkait kondisi fisiknya," paparnya.

Oleh karena itu, Agus mengimbau agar siapapun panita organisasi kemahasiswaan untuk mengecek kondisi kesehatan pesertanya, jika mengadakan berkegiatan di luar kampus, apalagi sampai naik gunung.

"Untuk adik-adik dan panitia untuk lebih ketat screening (pengecekan fisik kesehatan). Terutama bagi peserta, apakah ada penyakit bawaan atau tidak. Screening kesehatan lebih utama, jangan hanya pengakuan saja. Nanti ditakutkan terulang lagi," jlentrehnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved