Musisi Tewas di Hotel Bintang Lima

Musisi Tewas Usai Minum Alkohol di Bar Hotel Bintang Lima, Vasa Hotel Surabaya Jadi Tiga Orang 

Kedua tangan dan kaki suaminya terpasang selang infus. Di dadanya terpasang selang yang digunakan dokter untuk mencuci darah ginjal.

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Toni Hermawan
Polisi dan keluarga korban menunggu jenazah Indro di kamar mayat dr Soetomo. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Musisi yang tewas usai minum minuman keras di Cruz Lounge Bar, Vasa Hotel Surabaya, bertambah menjadi tiga orang.

Satu musisi lainnya yang meninggal, Indro Purnomo, seorang sound engineeringg tewas di RSUD dr Soetomo, Selasa (26/11) sekira pukul 9.00 WIB.

Dengan demikian ada tiga musisi yang meninggal tewas; William Raffly (drummer),  Reza (pemain saxophone), dan Indro Purnomo.

Fatmawati, istri Purnomo menceritakan tiga hari terakhir kondisi kesehatan suaminya sangat menurun.

Kedua tangan dan kaki suaminya terpasang selang infus. Di dadanya terpasang selang yang digunakan dokter untuk mencuci darah ginjal.

Baca juga: Lirik Lagu Backburner dari NIKI dan Terjemahan, Viral di TikTok: Maybe Im Just Not Better Than This

"Dokter bilang kalau tubuh suami saya banyak kandungan etanol. Makannya harus disterilkan dengan cuci darah," ucapnya.

Etanol adalah kandungan yang ada di dalam minuman alkohol. Sebagaimana yang diketahui empat hari sebelum korban tewas sempat menenggak minuman keras di bar Vasa Hotel Surabaya.

Korban saat itu kerja mengawal sebuah grup band manggung di sana.

Setelah pesta minuman keras, korban masih bisa pulang dengan mengendarai sepeda motor sendiri. Namun, saat itu Fatmawati melihat ada yang aneh dari suaminya. Badan suaminya panas, lemas, dan hanya bisa terbaring di kasur.

Baca juga: Apa Itu SMM Panel Indonesia dan Manfaatnya Bagi Bisnis?

"Kurang lebih tidur itu 30 jam. Bangun itu karena saya bawa ke rumah sakit. Saya tanya apa gak bisa jawab, tapi kantong matanya itu kelihatan hitam kayak orang yang sakit lama," ujarnya.

Dokter saat itu mengatakan kepada Fatmawati, suaminya terpapar zat alkohol yang sangat banyak. Untuk mensterilkan zat itu, suaminya harus rutin cuci darah. Biaya sekali cuci darah sekitar Rp25 juta. Layanan itu tidak bisa dikover BPJS, karena riwayat pasien sakit akibat minuman alkohol.

Satu hari kemudian kesehatan Indro semakin menurun. Badannya membiru dan seperti orang kepanasan. Diajak bicara pun tidak bisa merespon. Sampai pada akhirnya tiga hari kemudian Indro meninggal dunia.

(Toni Hermawan/TribunJatimTimur.com) 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved